Waktu masih bocah saya pernah melihat ada tetangga main game ini. Mereka menyebutnya catur merebut bendera. Kalau tidak salah ingat bidak-bidaknya terdiri dari bendera, bom, prajurit, perwira menengah (letnan, kapten, mayor, kolonel), jenderal. Cara mainnya (mohon maaf kalau salah, ya, soalnya ini berdasarkan pengamatan saya sebagai penonton waktu itu) adalah meletakkan bendera di tempat yang kira-kira lawan tidak menduganya dan biasanya disekitar bendera tersebut ditempatkan tentara yang berpangkat perwira menengah dan bom untuk melindungi bendera agar tidak gampang direbut oleh bidak lawan (tapi itu tergantung strategi pemainnya sih). Setelah semua bidak diletakkan pada posisi yang diinginkan oleh para pemainnya kemudian kedua pemain saling memajukan bidak-bidaknya untuk mencari kira-kira dimana bidak bendera lawan berada. Apabila kedua bidak saling berhadapan maka kedua bidak tersebut akan dinilai berdasarkan pangkat dalam kemiliteran.
Kalau yang berhadapan pangkatnya sama misal prajurit sama prajurit maka keduanya dianggap mati dan harus keluar dari papan permainan. Bila yang berhadapan itu prajurit dengan salah satu perwira menengah atau jenderal maka prajuritnya yang mati dan harus keluar karena kalah pangkat sedangkan perwira menengah atau jenderalnya bisa diletakkan kembali ke papan permainan untuk melanjutkan permainan. Kalau berhadapannya dengan bidak bom maka kedua bidak mati dan harus keluar dari papan permainan. Oleh karena itu biasanya para pemain akan berusaha juga untuk mengetahui dimana keberadaan bom agar bisa dihadapkan dengan bidak prajuritnya tujuannya agar perwira menengahnya dan juga jenderalnya tidak berhadapan dengan bom. Permainan akan berakhir setelah bendera lawan berhasil direbut.