ophan
Enthusiast
- Joined
- Oct 1, 2020
- Messages
- 35
- Reaction score
- 67
- Points
- 43
- Gender
- Male
Bagian 1
Dibikin Gemes dan Kesel oleh Temen yang ngga Tanggungjawab
menghadapi liburan tentunya banyak yang harus kupersiapkan; terutama jangan sampai meninggalkan urusan yang belum tuntas agar yang akhirnya liburanku terganggu secara piskologis. Termasuk urusan pinjam meminjam buku di perpustakaan kampus. yang jadi masalah kartu anggota perpustakaanku di pinjem temen asal luar kota juga untuk minjem sejumlah buku. aku percaya padanya, dia akan mengembalikan buku2 itu ke perpustakaan. jadi aku ga punya firasat apa-apa untuk kejadian yang akan bikin aku repot. aku berangkat aja menuju kampung halamanku dengan hati sumrimgah membayangkan liburanku yang pasti indah dan bahagia tanpa beban apa-apa. sebulan lewat, aku kembali ke kost ku disamping kampus. pertama yang ku cek adalah keberadaan kartu perpustakaanku di temen yang tadi sedkit kuceritakan. tak dinyana dan tak disangka; buku-buku yang dia pinjam ternyata belum dia kembalikan. malah saat seharusnya buku-buku itu sudah berada di rak perpustakaan, malah dia ngeloyor pergi ke kampungnya tanpa ada kekhawatiran sedikitpun seperti aku rasakan waktu itu. dia tanpa merasa bersalah apa-apa hanya berucap singkat; "udah ga apa-apa, balikin aja ga akan didenda koq. bilang aja lupa ditinggal liburan.' - dengan kalimat singkat tepat dan jelas dan tentu saja 'bijak'. huh ternyata ada juga orang kayak gitu. aku ga komen apa-apa. aku ambil buku2 itu semuanya, sambil cepet-cepet angkat kaki saking muaknya. untung segitu juga kartunya ga hilang dan dia ga jual buku-bukunya. berminggu-minggu buku itu ga kusentuh sama sekali di rak bukuku. aku males buat menyelesaikan administrasi, karena rasa keselku belum sirna. ga tau dari mana dan kenapa setelah sekian lama masalah itu berlangsung tanpa ada kejelasan, muncul ide untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. tentunya bukan dengan temenku yang sontoloyo itu; tapi dengan admin perpustakaan. kebetulan ada pegawai perpustakaan yang tinggal deket kosanku. satu hari ku sampaikan masalahku ke orang itu. dan alhamdulillah pertolongan ternyata sungguh deket apabila kita punya bakat jadi orang soleh dan penyabar. kata dia, udah bawa aja buku-bukunya ke ruanganku di kantor perpustakaan; biar saya bantu penyelesaiannya. betapa gembiranya hatiku. karena ternyata uang bulananku ga akan menguap sia-sia buat bayar denda keterlambatan pengembalian buku. besok harinya aku datangi dia di ruangannya. dia menyambutku dengan ramah. dia nerima sejumlah buku-buku itu. dan mengamati jumlah hari keterlambatan. entah apa yang ada di benaknya, dia tersenyum penuh arti ke arahku sambil meraih kalkulator pavorite pedagang beras di meja sebelahnya. lalu dia bilang dengan bijaknya,.... "oh hampir dua bulan ya telatnya... denda satu buku perhari sekian rupiah,.. jumlah bukunya tiga,.. jadi yang harus dibayar adalah ... sekian ratus ribu rupiah,,. kata dia tanpa tedeng aling-aling, dengan gaya penarik pajak jaman robon hood. oh kulihat alangkah suramnya dunia dan dia dalam pandangan mataku. ternyata bukan malaikat penolong yang ada dihadapanku tapi ternyata setan penjerat isi dompet. setelah selesai urusannya, aku pulang dengan langkah gontay ala harimau betina yang abis melahirkan.
Dibikin Gemes dan Kesel oleh Temen yang ngga Tanggungjawab
menghadapi liburan tentunya banyak yang harus kupersiapkan; terutama jangan sampai meninggalkan urusan yang belum tuntas agar yang akhirnya liburanku terganggu secara piskologis. Termasuk urusan pinjam meminjam buku di perpustakaan kampus. yang jadi masalah kartu anggota perpustakaanku di pinjem temen asal luar kota juga untuk minjem sejumlah buku. aku percaya padanya, dia akan mengembalikan buku2 itu ke perpustakaan. jadi aku ga punya firasat apa-apa untuk kejadian yang akan bikin aku repot. aku berangkat aja menuju kampung halamanku dengan hati sumrimgah membayangkan liburanku yang pasti indah dan bahagia tanpa beban apa-apa. sebulan lewat, aku kembali ke kost ku disamping kampus. pertama yang ku cek adalah keberadaan kartu perpustakaanku di temen yang tadi sedkit kuceritakan. tak dinyana dan tak disangka; buku-buku yang dia pinjam ternyata belum dia kembalikan. malah saat seharusnya buku-buku itu sudah berada di rak perpustakaan, malah dia ngeloyor pergi ke kampungnya tanpa ada kekhawatiran sedikitpun seperti aku rasakan waktu itu. dia tanpa merasa bersalah apa-apa hanya berucap singkat; "udah ga apa-apa, balikin aja ga akan didenda koq. bilang aja lupa ditinggal liburan.' - dengan kalimat singkat tepat dan jelas dan tentu saja 'bijak'. huh ternyata ada juga orang kayak gitu. aku ga komen apa-apa. aku ambil buku2 itu semuanya, sambil cepet-cepet angkat kaki saking muaknya. untung segitu juga kartunya ga hilang dan dia ga jual buku-bukunya. berminggu-minggu buku itu ga kusentuh sama sekali di rak bukuku. aku males buat menyelesaikan administrasi, karena rasa keselku belum sirna. ga tau dari mana dan kenapa setelah sekian lama masalah itu berlangsung tanpa ada kejelasan, muncul ide untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. tentunya bukan dengan temenku yang sontoloyo itu; tapi dengan admin perpustakaan. kebetulan ada pegawai perpustakaan yang tinggal deket kosanku. satu hari ku sampaikan masalahku ke orang itu. dan alhamdulillah pertolongan ternyata sungguh deket apabila kita punya bakat jadi orang soleh dan penyabar. kata dia, udah bawa aja buku-bukunya ke ruanganku di kantor perpustakaan; biar saya bantu penyelesaiannya. betapa gembiranya hatiku. karena ternyata uang bulananku ga akan menguap sia-sia buat bayar denda keterlambatan pengembalian buku. besok harinya aku datangi dia di ruangannya. dia menyambutku dengan ramah. dia nerima sejumlah buku-buku itu. dan mengamati jumlah hari keterlambatan. entah apa yang ada di benaknya, dia tersenyum penuh arti ke arahku sambil meraih kalkulator pavorite pedagang beras di meja sebelahnya. lalu dia bilang dengan bijaknya,.... "oh hampir dua bulan ya telatnya... denda satu buku perhari sekian rupiah,.. jumlah bukunya tiga,.. jadi yang harus dibayar adalah ... sekian ratus ribu rupiah,,. kata dia tanpa tedeng aling-aling, dengan gaya penarik pajak jaman robon hood. oh kulihat alangkah suramnya dunia dan dia dalam pandangan mataku. ternyata bukan malaikat penolong yang ada dihadapanku tapi ternyata setan penjerat isi dompet. setelah selesai urusannya, aku pulang dengan langkah gontay ala harimau betina yang abis melahirkan.
Last edited: