Indahnya Masa-Masa Sekolah SD, Dulu Vs Sekarang

Buku tulis berdasarkan kasta (sekitar medio 1980-an sampai 1990-an) .....

Kasta tersohor: Sinar Dunia (SiDU)​

Kasta merek buku paling tertinggi atau tersohor adalah merek buku Sinar Dunia atau sering disingkat SiDU. Tidak akan ada anak sekolah yang tidak mengenal merek buku yang satu ini. Selain paling sering diserbu anak sekolah dan orang tua, kualitas dari buku ini juga tidak perlu diragukan lagi. Selain kertas yang berkualitas, cover-cover dari buku ini pun sangat menarik dan bervariasi sehingga sangat dinikmati oleh kalangan siswa.

Bisa dikatakan merek buku ini adalah merek buku primadona para anak sekolah baik siswa maupun siswi. Biasanya mereka yang menggunakan buku ini mempunyai tingkat kepercayaan diri yang tinggi ketika di kelas, termasuk saya yang ketika membeli buku harus selalu merek Sinar Dunia. Hahaha.

Kasta tersohor kedua: Kiky​

Saingan terberat Sinar Dunia adalah Kiky. Kalau diibaratkan sebagai pemain sepak bola, kasus ini seperti persaingan antara Lionel Messi dengan Cristian Ronaldo. Sama-sama mempunyai kelebihan masing-masing yang pesaing lainnya sulit untuk melampaui mereka berdua. Begitu pula dengan merek buku tulis Kiky. Hampir sama dengan SiDU, Kiky mempunyai kualitas kertas dan cover yang baik dan digemari oleh para siswa terutama anak perempuan.

Meskipun sering disebut sebagai golongan orang kaya, tapi pamornya masih kalah dengan SiDU yang selalu menjadi nomor wahid di kalangan siswa dan siswi.

Kasta menengah: Big Boss​

Ciri khas dari merek buku Big Boss adalah pada covernya yang berlogo mahkota dan berlatarkan kotak-kotak yang biasanya berwarna hitam dan merah. Ukuran dari buku ini jauh lebih besar dibandingkan dengan dua merek buku sebelumnya. Biasanya buku ini selalu dipakai oleh kalangan siswa yang agak nakal di kelas. Seperti namanya, Big Boss, pemilik dari buku ini pun seakan berlaku seperti bos besar yang ditakuti banyak orang. Teman saya begitu soalnya. Hahaha.

Jenis kertas ini biasanya cocok untuk dijadikan sebagai lembar saat ulangan mendadak. Biasanya teman-teman yang malas merobek kertas bukunya akan meminta pada sang pemilik buku Big Boss ini. Selain itu, kertas buku ini juga cocok dijadikan sebagai permainan kapal-kapalan atau pesawat-pesawatan.

Kasta terkucilkan: AA (Asia Afrika)​

Kasta terbawah yang jarang dipakai orang-orang adalah merek buku AA. Bukan karena harganya yang murah, tapi buku ini memang pamornya masih jauh dari ketiga merek buku di atas. Bagi siswa yang selalu menggunakan buku merek SiDU atau Kiky mungkin akan kebingungan ketika melihat buku dengan merek AA. Ya gimana nggak bingung, sepanjang sekolah yang dipakai buku SiDU atau Kiky doang.

Biasanya siswa-siswa yang menggunakan buku ini akan merasa terkucilkan dan teraniaya karena teman-teman yang lain menggunakan buku yang pamornya sudah tinggi. Ya, mau gimana lagi adanya cuma itu, yang penting kan masih bisa nulis apalagi bisa mengalahkan prestasi anak-anak yang pakai buku bagus.

Sebenarnya sebagai anak sekolah, merek buku itu tidak terlalu penting. Yang penting ada buku tulis dan nyaman buat nulis juga sudah cukup. Mau merek buku apa pun kalau pada dasarnya siswa itu sudah malas ya akan tetap malas buat nulis dan belajar. Kecuali mau berubah. Mantap.

Kalo di bawah era medio 1980-an, Tjap Banteng juaranya .....
 
Buku tulis berdasarkan kasta (sekitar medio 1980-an sampai 1990-an) .....

Kasta tersohor: Sinar Dunia (SiDU)​

Kasta merek buku paling tertinggi atau tersohor adalah merek buku Sinar Dunia atau sering disingkat SiDU. Tidak akan ada anak sekolah yang tidak mengenal merek buku yang satu ini. Selain paling sering diserbu anak sekolah dan orang tua, kualitas dari buku ini juga tidak perlu diragukan lagi. Selain kertas yang berkualitas, cover-cover dari buku ini pun sangat menarik dan bervariasi sehingga sangat dinikmati oleh kalangan siswa.

Bisa dikatakan merek buku ini adalah merek buku primadona para anak sekolah baik siswa maupun siswi. Biasanya mereka yang menggunakan buku ini mempunyai tingkat kepercayaan diri yang tinggi ketika di kelas, termasuk saya yang ketika membeli buku harus selalu merek Sinar Dunia. Hahaha.

Kasta tersohor kedua: Kiky​

Saingan terberat Sinar Dunia adalah Kiky. Kalau diibaratkan sebagai pemain sepak bola, kasus ini seperti persaingan antara Lionel Messi dengan Cristian Ronaldo. Sama-sama mempunyai kelebihan masing-masing yang pesaing lainnya sulit untuk melampaui mereka berdua. Begitu pula dengan merek buku tulis Kiky. Hampir sama dengan SiDU, Kiky mempunyai kualitas kertas dan cover yang baik dan digemari oleh para siswa terutama anak perempuan.

Meskipun sering disebut sebagai golongan orang kaya, tapi pamornya masih kalah dengan SiDU yang selalu menjadi nomor wahid di kalangan siswa dan siswi.

Kasta menengah: Big Boss​

Ciri khas dari merek buku Big Boss adalah pada covernya yang berlogo mahkota dan berlatarkan kotak-kotak yang biasanya berwarna hitam dan merah. Ukuran dari buku ini jauh lebih besar dibandingkan dengan dua merek buku sebelumnya. Biasanya buku ini selalu dipakai oleh kalangan siswa yang agak nakal di kelas. Seperti namanya, Big Boss, pemilik dari buku ini pun seakan berlaku seperti bos besar yang ditakuti banyak orang. Teman saya begitu soalnya. Hahaha.

Jenis kertas ini biasanya cocok untuk dijadikan sebagai lembar saat ulangan mendadak. Biasanya teman-teman yang malas merobek kertas bukunya akan meminta pada sang pemilik buku Big Boss ini. Selain itu, kertas buku ini juga cocok dijadikan sebagai permainan kapal-kapalan atau pesawat-pesawatan.

Kasta terkucilkan: AA (Asia Afrika)​

Kasta terbawah yang jarang dipakai orang-orang adalah merek buku AA. Bukan karena harganya yang murah, tapi buku ini memang pamornya masih jauh dari ketiga merek buku di atas. Bagi siswa yang selalu menggunakan buku merek SiDU atau Kiky mungkin akan kebingungan ketika melihat buku dengan merek AA. Ya gimana nggak bingung, sepanjang sekolah yang dipakai buku SiDU atau Kiky doang.

Biasanya siswa-siswa yang menggunakan buku ini akan merasa terkucilkan dan teraniaya karena teman-teman yang lain menggunakan buku yang pamornya sudah tinggi. Ya, mau gimana lagi adanya cuma itu, yang penting kan masih bisa nulis apalagi bisa mengalahkan prestasi anak-anak yang pakai buku bagus.

Sebenarnya sebagai anak sekolah, merek buku itu tidak terlalu penting. Yang penting ada buku tulis dan nyaman buat nulis juga sudah cukup. Mau merek buku apa pun kalau pada dasarnya siswa itu sudah malas ya akan tetap malas buat nulis dan belajar. Kecuali mau berubah. Mantap.

Kalo di bawah era medio 1980-an, Tjap Banteng juaranya .....
Saya kebalikan ya dari SD-SMP pakenya buku tulis AA udah bagus banget. Baru pas SMA mulai melirik buku tulis merk lain yaa.....😳😳😳😳😳

FB_IMG_1700962584515.jpg
Kursi kenangan dulu saat SD......πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†
 
Last edited by a moderator:
  • Cinta-cintaan itu semua kelas harus tahu, anak SD sudah bisa bilang sayang-sayangan, wkwk.
Satu kesempatan saya makan di warung2 samping Sekolah Theresia yg memang terkenal banyak diminati karyawan kantor juga, kebetulan kantor saya dekat situ dulu. Habis selesai makan saya nongkrong sebentar disitu. Tahu2 ada anak laki sekolah Theresia 3 orang, rupanya mereka sedang istirahat. Lalu sambil mereka pesan makanan, terdengarlah pembicaraan antar mereka spt ini :

Anak 1 : Gimana lo sama si Mawar (nama samaran) ? Bukannya lo pacaran sama dia ?
Anak 2 : Ah kagak kok dia aja yg ngejar2 gw, pake kasih2 kado segala ke ortu gw, tapi mah gw cuekin tuh.
Anak 3 : Udah, gebetin aja, terus sampe dicipok, jangan mau rugi. Rugi tahu, kalo pacaran gak sampe cipokan.

Saya mendengarnya hanya bisa mengelus dada.....duhhh anak sekarang.....untung bukan anak saya, pasti udah saya labrak 😞😞😞😞😞😞
 
Dulu setiap awal tahun ajaran (SD/SMP), sibuk nyampul buku tulis dan buku pelajaran dengan kertas sampul warna coklat kopi. Kalau di Bandar Lampung kertas sampul yg paling terkenal dari toko buku Sikaronggo di jalan Pangkal Pinang..
 
indah nya masa sekolah dulu, duit tinggal minta, 🀣 uang jajan 500 rupiah, udah cukup itu, kalau dikasih 700 aja, begh, udah berasa kaya raya 🀭
duit segitu jaman saya SD kebanyakan tuh. udah bisa makan di warteg itu. jaman saya uang jajan 50 rupiah.
 
Hayoooo siapa pernah "berkenalan" sama benda ini.... (Baca : ditimpuk) πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†
Teman sebangku saya pernah heading benda ini. pas smp dulu, waktu guru ngajar dia malah cekikikan sendiri. diam diam sih dan gak kenceng. gara gara baca komik petruk gareng. eh kelihatan sama guru, benda ini meluncur ke kepalanya, mental ke badan saya juga. saya ikutan kena getahnya eh bubuk putihnya.
 
Saya juga waktu SD kelas 3. Cuma kalau saya waktu itu memang yg ditarget sama gurunya gegara ngobrol di dalam kelas. Sampai sekarang semua teman2 yg waktu itu sekelas masih pada ingat... Hahahah.. Maklum di Bandarlampung kota kecil. Jadi teman SD, SMP sampai SMA sama semua. πŸ₯΄πŸ₯΄
 
Saya juga waktu SD kelas 3. Cuma kalau saya waktu itu memang yg ditarget sama gurunya gegara ngobrol di dalam kelas. Sampai sekarang semua teman2 yg waktu itu sekelas masih pada ingat... Hahahah.. Maklum di Bandarlampung kota kecil. Jadi teman SD, SMP sampai SMA sama semua. πŸ₯΄πŸ₯΄
Yang diobrolin apa, mas... bukan tentang si Rambut Merah 'kan...? :)
 
Back
Top