Barang Antik dan Produk Jadul

Waktu itu pelajaran mengetik berlaku untuk siswa dan siswi, mas. Kelas 1 ketrampilan tata graha 2 semester, kelas 2 ketrampilan mengetik 2 semester. Kelas 3 dapat pembukuan πŸ˜†

Kelas lain ada yg kebagian elektronik di kelas 1, sedangkan kelas 2 dan 3 saya tidak ingat pilihan kelas lain apa saja.

Tata graha ternyata sangat menarik setelah usia segini. Dulu mikirnya buat apa sih belajar cara membersihkan kaca/cermin, kayu dan perunggu? Ternyata bersih2 rumah itu penting πŸ˜… dahulu belum banyak yang jual macam2 cairan pembersih dan alat pembersih seperti sekarang ini.
 
Waktu saya SMP ada pelajaran Ketrampilan, untuk siswa-siswa ada tiga materi, mengetik (dua semester), stenografi (satu semester) dan elektronika (tiga semester). Sedangkan untuk siswi-siswi dua materi, Tata Boga/memasak (tiga semester) dan Tata Busana/menjahit (tiga semester).
Betapa tak adilnya πŸ˜…

Wow produktif banget nih Majalah ZD. Sudah mengeluarkan Edisi Khusus pula. Sepertinya banyak "bapak-bapak" penggemar Nina :p
Apakah ini semacam "emak-emak" penggemar Storm dan Trigan? πŸ˜†
untung di sini equal opportunity, bayangkan kalau cuman memberwan boleh ikutan projects scanlation komik semacam Lucky Luke, Storm & Trigan, dan project2 seperti cergam Nina dikhususkan untuk memberwati. u/ projects seri gambar/dongeng/anak2, members harus menunjukkan bukti kalau memang punya anak usia belajar membaca di rumah 😁
 
Waktu itu pelajaran mengetik berlaku untuk siswa dan siswi, mas. Kelas 1 ketrampilan tata graha 2 semester, kelas 2 ketrampilan mengetik 2 semester. Kelas 3 dapat pembukuan πŸ˜†

Kelas lain ada yg kebagian elektronik di kelas 1, sedangkan kelas 2 dan 3 saya tidak ingat pilihan kelas lain apa saja.

Tata graha ternyata sangat menarik setelah usia segini. Dulu mikirnya buat apa sih belajar cara membersihkan kaca/cermin, kayu dan perunggu? Ternyata bersih2 rumah itu penting πŸ˜… dahulu belum banyak yang jual macam2 cairan pembersih dan alat pembersih seperti sekarang ini.
Wah, sekolahnya bagus, Mbak @idanora. Banyak pilihan. Meski saya hampir pasti nggak bakal ambil Pembukuan (nilai pelajaran Ekonomi dan Koperasi dari SMP sampai SMA tidak pernah beranjak dari sekadar rata-rata....:LOL:)

Betapa tak adilnya πŸ˜…
Pendapat Mbak @bebekhitam sangat menggelitik...😁
Kalau dipikir sekarang, memang terkesan kurang adil, di mana teman-teman laki-laki dapat tiga materi sedangkan teman-teman perempuan hanya dapat dua materi (meski ada kisah kakak kelas beberapa tahun sebelum kami yang menyebutkan bahwa ada siswa yang mengambil Tata Boga dan Tata Busana, namun belum dengar ada kakak kelas perempuan yang ambil elektronika atau mengetik/stenografi....:unsure:)
Terlebih jika mengingat mengetik dan stenografi umumnya merupakan keahlian yang sepatutnya dimiliki oleh sekretaris -- yang biasanya diisi oleh perempuan (tolong jangan dianggap bias gender, ya.... hanya sekedar pengamatan sekilas....:LOL:)
Waktu sekolah dulu, hal semacam itu memang tidak terpikir, kami senang-senang saja belajar, apalagi bagi teman laki-laki yang punya pacar yang kebagian tata boga, pasti kebagian "hasil prakteknya" untuk dinikmati....:ROFLMAO::ROFLMAO:
 
Stenografi sepertinya sangat menarik. Bisa untuk mencatat cepat saat kuliah atau seminar 😁
Betul, Mbak. Katanya sich wartawan di masa itu banyak yang menguasai stenografi, di samping cepat dan ringkas, juga sulit dibaca mereka yang tidak tahu stenografi... 😁
Sayang saya sudah banyak lupa, hanya ingat ada huruf "kaki kanan", "kaki kiri" ..... maklum, sudah jadoel abis....:ROFLMAO:
 
bukannya dulu juga ada lomba masak? Apa mbak @idanora, mas @Awee, mas @wong tegal & sobat2 lain di sini tahu jawaban misteri berikut?
Rasanya pertanyaan ini sulit dijawab, Mbak @bebekhitam. Terlebih, waktu saya di SD dulu tidak pernah ada lomba masak.....:LOL:
Hanya pernah saat Hari Kartini -- waktu kelas 6 SD --, siswa-siswi satu kelas dibagi menjadi -- kalau tidak salah -- enam kelompok, kemudian masing-masing masak makanan, yang kemudian dinikmati bersama-sama. Tapi tidak dilombakan...
Untuk kisah rincinya, nanti di thread sebelah ya.... (soalnya ada kisah yang cukup "menarik"....😁)
 
bukannya dulu juga ada lomba masak? Apa mbak @idanora, mas @Awee, mas @wong tegal & sobat2 lain di sini tahu jawaban misteri berikut?
Biarlah itu menjadi misteri buat generasi berikutnya... he... he...
Yang saya ingat kegiatan lomba masak itu masuk di pelajaran Ketrampilan Khusus (ada di Rapor) dan saya ingat betul setiap ada lomba masak kebanyakan anak laki-laki (termasuk saya) ogah kalau ditunjuk untuk membawa kompor minyak tanah. :)
 
Waktu SD dahulu saya mengalami lomba masak. Saya masih ingat kami masak roti pelangi (ada yang ingat? semacam bolu kukus dengan warna warni hijau, merah, kuning). Apesnya, roti pelangi kami kurang matang sehingga tak dapat juara. Namanya juga anak SD, belum paham kalau mau ngukus sampai matang itu butuh berapa menit.
Saat hari H, saya bawa mixer, karena jaman itu belum banyak orang punya mixer. Bapak saya punya hobi servis alat elektronik. Karena dulu berhasil servis 7 buah mixer, sbg upah Bapak saya dibayar dengan 1 buah mixer merk Philips :D
 
Tidak, miksernya tanpa dudukan. Warnanya krem dan langsing 😊 jadul bingits itu mikser taun 80an atau jangan2 70an. Sekarang masih ada dan dipakai, tapi saya gak ingat dia masih 110 apa udah diedit jadi 220 πŸ˜…
Ada yg ingat dulu listrik kita 110? Saya pernah menggosongkan setrika gara2 lupa pindah tombol dari 110 ke 220 (atau terbalik ya?) 🀣
 
Tidak, miksernya tanpa dudukan. Warnanya krem dan langsing 😊 jadul bingits itu mikser taun 80an atau jangan2 70an. Sekarang masih ada dan dipakai, tapi saya gak ingat dia masih 110 apa udah diedit jadi 220 πŸ˜…
Ada yg ingat dulu listrik kita 110? Saya pernah menggosongkan setrika gara2 lupa pindah tombol dari 110 ke 220 (atau terbalik ya?) 🀣
Screenshot_2021-07-14-19-08-40-67.jpg
Ini mba @idanora ?dlu mm ku punya 🀣 cape megangnya kl bikin kue
 
Iya mirip itu, tapi seingat saya ngga ada hitam2nya. Semua krem 😊
Kalau mengocok adonan minimal 20 menit pegangnya. Kalau sehari bikin 10 adonan ya bisa dibayangkan πŸ˜† kompornya masih kompor minyak tanah merk Hook.
 
Ada yg ingat dulu listrik kita 110? Saya pernah menggosongkan setrika gara2 lupa pindah tombol dari 110 ke 220 (atau terbalik ya?) 🀣
Ingat lah, Mbak @idanora. Karena dulu kami di rumah harus pakai trafo (betul nggak nyebutnya..? :LOL:),untuk menghidupkan televisi (hitam putih)...:ROFLMAO:

Kalau mengocok adonan minimal 20 menit pegangnya. Kalau sehari bikin 10 adonan ya bisa dibayangkan πŸ˜†
Nah, jadi teringat masa bocah. Almarhumah ibu saya suka buat kue, namun beliau tidak suka pakai mixer, dan lebih suka pakai pengocok telur manual, kurang lebih seperti ini, (hanya gagang kayu yang berwarna kuning tidak ada, jadi gagangnya pendek, maklum barang jadul, lebih dari empatpuluh tahun yang lalu)
Pengocok telur.jpg
Waktu masih bocah, karena selalu ingin tahu (lebih sering sok tahu.....:ROFLMAO::ROFLMAO:), ingin coba mengocok. Ketika almarhumah ibu kasih adonan untuk dikocok, baru mengocok sepuluh menit ..... nyerah....:ROFLMAO: Nggak kuat lagi. Dan adonannya tidak banyak beda dari sepuluh menit sebelumnya...:ROFLMAO:
Akhirnya lagi-lagi almarhumah ibu saya yang ngocok......πŸ˜”

Jadi, yah, saya kira-kira bisa membayangkan Mbak @idanora yang pegang mixer mengocok sepuluh adonan, di mana perlu duapuluh menit untuk satu adonan .....πŸ˜„
 
Back
Top