Standar di buku cerita/dongeng/komik

sering nemuin, entah di novel, komik, film, sinetron, kartun dll, karakter si gendut yg sering banget adalah orang yang kurang pinter, paling hanya di trio detektif yg pintar :rolleyes: sebut saja bulk di mighty morphin power rangers, basir di misteri gunung merapi, dadung di jaka tingkir, Patrick, giant doraemon, iblis bhu gendut, dll yg saya lupa namanya,nggak semua karakter yg gendut sih agak kurang pintar, hanya saja kebanyakan nya gitu, maaf bukan maksud diskriminatif, hanya saja sering jd perhatian saya:notworthy:
 
sering nemuin, entah di novel, komik, film, sinetron, kartun dll, karakter si gendut yg sering banget adalah orang yang kurang pinter, paling hanya di trio detektif yg pintar :rolleyes: sebut saja bulk di mighty morphin power rangers, basir di misteri gunung merapi, dadung di jaka tingkir, Patrick, giant doraemon, iblis bhu gendut, dll yg saya lupa namanya,nggak semua karakter yg gendut sih agak kurang pintar, hanya saja kebanyakan nya gitu, maaf bukan maksud diskriminatif, hanya saja sering jd perhatian saya:notworthy:
Polanya kalo menurut saya untuk cerita yang tokohnya berkelompok biasanya terdiri dari:
1. orang yang cekatan, bisa mengambil keputusan alias gercep, bisa terlihat dewasa di depan petugas atau orang yang lebih tua (pemimpin)
2. orang yang encer otaknya, bisa juga kalem dan memiliki pertimbangan logis (pemikir)
3. orang yang sering hampir menggagalkan aksi dengan membocorkan rahasia atau tindakan sembrono (setia kawan)

bisa juga ada tambahannya:
1. dari jenis kelamin yang berbeda dengan anggota grup lainnya, karena memiliki sifat yang hanya dimiliki gendernya (pintar masak, bersih-bersih, penyayang binatang)
2. binatang sebagai pembuka petunjuk yang tidak disengaja (gali-gali lubang, mencium bau)
 
Last edited:
Kalau dalam buku-buku Agatha Christie akan selalu ada jamuan malam dan biasanya tokoh dalam jamuan tersebut akan menjadi korban/penjahat. Jamuan makan malamnya lengkap ala keluarga kelas atas Inggeris.
 
Kalau di komik Detektif Conan, hampir di semua cerita tersangka utamanya ada 3 orang. Sering kali pembunuhannya merupakan misteri pembunuhan di kamar tertutup/terkunci.
 
Mungkin karena piknik, adalah gambaran ultimate dari kemewahan jaman dahulu yang menggambarkan keharmonisan, keakraban satu sama lain baik itu dalam sebuah keluarga, sebuah tim/grup dsb. Bahkan grup musik Naif paham sekali bahwa simbol retro tahun 60-70-80an itu adalah piknik atau bertamasya, sampai dibuatin lagu. Saya punya banyak foto album baik pribadi maupun di FB teman-teman se-angkatan yang foto jadulnya pasti bernuansa piknik. Mungkin ke kebun binatang, taman bermain di kota atau ke luar kota. Sambil membawa bekal makanan, rantang, nasi bungkus, buah-buahan, cooler (eh tapi jaman dulu belum ada ya).

Piknik jaman dulu, @roadsterian
Log in or register to view this content!
sumber
 
Nah, kalau di komik, dongeng dan buku cerita apa adegan/lokasi/hal2 lain yang sering muncul?
Biasanya di dongeng-dongeng, kata pembukanya, "Pada jaman dahulu kala....." 😁
Mirip openingnya Star Wars " ... a long time ago in galaxy far, far away..."

nambahin yah. gak tau kenapa sering banget di manga liat anak-anak main baseball. mungkin di jepang olahraga paling terkenal baseball kali yah. baseball sama kasti bedanya apa yah.
Baseball memang salah olah raga favorit di Jepang, Mas @lolak lolok. Mungkin karena cukup lama di bawah kendali Amerika Serikat -- yang merupakan mbahnya olah raga baseball -- paska Perang Dunia II. Tim baseball Jepang adalah salah satu lawan berat tim Amerika Serikat di Olimpiade, di samping Kuba dan sekarang muncul Korea Selatan.

Baseball berbeda dengan kasti. Kalau kasti mematikan lawan dengan cara "digebok" atau "ditembak" dengan bola, sementara baseball mematikan lawan dengan cara penjaga base menguasai bola sebelum lawan mencapai base tersebut. Baseball lebih mirip dengan rounders yang pernah dimainkan waktu saya SD dahulu....:)
 
Rival menurut ku,selalu ada jagoan utama sm rival utama...biasanya rival awalnya dr musuh utamanya kyk goku sm bejita trus yosuke sm hiei,naruto sm sasuke dan msh banyak lg...nah herannya aku kok cenderung lbh suka karakter rivalnya kyk bejita sm hiei gt ketimbang karakter utamanya,kok keliatan lbh keren gt sih menurut ku hehe...
 
Di komik jadul Eropa terutama yang bergenre komedi, seringkali kita temukan orang yang mabuk di jalan sambil bawa botol. Mungkin jaman dulu di negara-negara Eropa, yang seperti itu sudah menjadi hal yang biasa kali yaa...

Terus biasanya orang yang mabuk digambarkan mabuknya sambil cegukan. Naah kalau yang ini saya tidak bisa menemukan hubungan antara orang mabuk dengan cegukan. Memangnya mabuk itu bisa bikin cegukan ya?
 
kalau komik Jepang/Korea settingnya di sekolah, biasanya tokoh utama duduk di meja paling sudut belakang sebelah jendela

Kalau komik bertarung zaman dulu, tokoh utama terdesak dulu,lalu menang dengan improvisasi dan strategi (JoJo,YuGiOh) atau memaksakan diri sampai potensi besar yang ada di dalam diri keluar semua (Dragonball, Saint Seiya)

Kalau komik bertarung zaman skarang, tokoh utamanya yang terdesak akan menang setelah teringat keluarga dan sahabat, lalu kalau musuhnya ngga mati,tokoh utamanya berkotbah/dakwah tentang kebenaran dan musuhnya insaf :D
 
Di komik jepang, cowoknya selalu jangkung (si cewek paling setinggi dada), cakep, cool, pinter, suka basket atau musik, terkenal, idola cewek satu sekolah, atau nakal suka bolos. Nah ceweknya selalu pendek, jelek atau biasa saja (bukan yg paling cantik di sekolah deg), kagak pinter (maksudnya bukan juara kelas) kadang nilainya malah paling bawah, gugup, pemalu, ga pede, kacau deh ... :D

Ini bener banget mbak @idanora, ada sebuah artikel (sepertinya ditulis oleh seorang perempuan Jepang lulusan MIT) membahas ttg 'tradisi' ini. Extract berikut:
Log in or register to view this content!
Log in or register to view this content!
 
Kenapa begitu ya? Aneh juga.
Saya kira itu terkait erat dengan budaya bangsa Jepang, Mas @richie200671...:)
Ada teman yang pernah mengatakan bahwa kita bisa mengetahui budaya suatu bangsa dengan membaca novel/buku karya bangsa tersebut.

Kelihatannya budaya bangsa Jepang memang menempatkan perempuan -- tanpa ada tendensi merendahkan, ya....:D -- dalam posisi domestik/keluarga. Posisi ini tidak harus bermakna negatif atau merendahkan, karena bisa jadi konstruksi tersebut yang memang terbaik untuk bangsa Jepang.

Sekitar tahun 1992-93 saya pernah membaca artikel di surat kabar harian nasional, menceritakan profil seorang wanita Indonesia yang menikah dengan pria Jepang dan kemudian menetap di Jepang. Wanita tersebut, Anni Iwasaki, menceritakan bahwa wanita Jepang setelah menikah -- sekalipun berpendidikan tinggi -- tetap mendidik anak-anaknya (bahkan banyak yang memilih menjadi ibu rumah tangga....😐). Bahkan dengan pendidikan yang tinggi tersebut, sang istri dapat mendidik anak-anaknya dengan lebih baik karena memiliki bekal pengetahuan yang layak, yang pada gilirannya menjadikan anak-anak mereka semakin terpelajar dan terdidik.
Anni Iwasaki sendiri merupakan wanita terpelajar, bahkan mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Saint John Institute Of Management Science, Houston, Texas, USA. Meski demikian, dalam artikel tersebut, Anni Iwasaki bangga sebagai seorang ibu rumah tangga (meski sudah menempuh pendidikan di perguruan tinggi). Dia juga seorang penulis novel. Nukilan riwayatnya antara lain dapat dilihat di sini https://text-id.123dok.com/document...ni-iwasaki-dan-novel-mahligai-perkawinan.html

Dengan iklim dan budaya semacam itu, bisa jadi karena masuknya pengaruh pemikiran dari luar (Jepang sampai era Meiji pada abad XIX adalah negara yang cenderung tertutup dan mengisolasi diri dari luar, bisa dikatakan baru membuka diri pada pertengahan abad XIX), muncul pemikiran-pemikiran untuk "mereformasi" budaya tersebut. Boleh jadi stereotype pada manga-manga tersebut -- seperti yang diungkapkan oleh Mbak @idanora dan Mbak @bebekhitam di atas -- merupakan "ekspresi spontan bawah sadar" dari budaya yang memang sudah mengakar kuat tersebut. Atau bisa jadi justru merupakan bentuk "sindiran" terhadap budaya yang sudah sangat mengakar tersebut (mungkin pemikiran ini banyak dianut oleh kelompok feminis.......😁).
 
Last edited:
Kalo di Manga :

5. Nah yang paling pentinggg...yg selalu saya perhatikan dan membuat saya bertanya2...entah kenapa 90% nama2 tokoh di Manga menggunakan nama orang Jepang dan TKP nya pun 90% di jepang...kok bisaaa ya...???

#Abaikan poin nomor 5
yg no 5, kan emang manga itu rata2 dari jepang. pengarangnya orang jepang. yg aq penasaran, antar tokoh komik (sama2 di jepang) tapi ko ngga pernah ketemu ya? misal: tokoh dragonball, ko ngga ketemu sama doraemon atau nobita. kan seru tuh klo son go ku dibantuin doraemon.. wkwkwkwk
 
Last edited by a moderator:
Back
Top