Saya memang hobi mengajar, mbak
@bebekhitam. Saya rasa supaya bisa menjadi guru yang baik, kita harus ada "calling". Saya dulu kerja kantoran setelah graduate plus ngajar les privat untuk tambahan duit, tapi kerja kantoran kok sepertinya nggak ada motivation yah? Yang ditunggu hari gajian tok, hahaha.
Terus saya sering lewat college2 dan tengok mahasiswa2 di sana. Kok rasanya ada "calling" untuk jadi dosen. Kalau jadi guru TK atau SD, wah saya pasti nggak sanggup karena sudah pernah coba, saya menyerah setelah satu term saja, hahaha.
Tapi kayaknya mengajar mahasiswa2 kok bakal fun yah, karena mereka sudah dewasa dan bisa diajak berdiskusi dan bertukar pikiran. Berhubung suami support, saya resigned dari kantor dan fokus jadi dosen.
Tapi yah namanya juga dosen beginner, awal-awal rasanya susah sekali. Murid2 susah diatur, beberapa meremehkan saya karena unfortunately saya look young, looked 18 sekalipun sudah 28 tahun waktu itu, jadi kesannya tak ada wibawa, pokoknya awal2 susah banget, belum lagi saya dosen idealis, lectures have to be in full english, no hints for tests (they have to learn all chapters) dan mereka harus proactive to do their own research, nggak semua topic akan saya jelaskan A-Z kayak ngajar anak SD. They have to read by themselves
Tapi yah, memang cara gitu salah. Akhirnya saya introspeksi dan lebih flexible. Difficult subjects like statistic, accounting, finance, business maths akan diajar dengan mixed languages, English dan indo (and sometimes chinese language, hahaha) . Tapi dalam tests, all questions will be in English and they have to answers in full English ( grammar rules are not important). Terus, ngajar pakai power point slides dan semua topic disummarise oleh saya, because students hate reading textbooks (saya manjain students nih). Setiap ujian sebelumnya akan diberikan tips and hints, yang terbukti membuat murid yang terbandel pun belajar, hahaha.
Pelajaran jangan teori melulu, harus ada praktek. Di pelajaran marketing, my students really have to sell things and make profit. Di pelajaran economics, we make debates just like the debates on TV. Di pelajaran business research, my students have to go to a shopping mall and make actual disguised observations sampai ada yang pernah diusir satpam karena dianggap mencurigakan, hahaha
Sudah hampir 1000 mahasiswa yang saya ajar dan saya boleh bilang hanya 10% murid yang totally hopeless, the other 90% adalah murid2 yang luar biasa dan justru juga menjadi inspirasi saya.
Now if only they were a little bit afraid (segan) of me because it seems none of my students are afraid of me at all, hahaha. Perhaps I am not strict enough.
Thank you atas foto yang menggugah itu yah, mbak
@bebekhitam
Ngomong2 ttg jadi guru, pernah came across foto yang menyentuh memperlihatkan anak2 yang semangat belajar dgn fasilitas seadanya
