Barang mewah bagi saya adalah ...
daging ayam. Iya, daging ayam
Dulu ayam itu langka, hanya disembelih dan dimasak di saat2 istimewa. Misal lebaran, kenduri, dan hajatan. Dalam setahun saya makan daging ayam cuma 1-2 kali, di saat2 istimewa itu saja. Entah kenapa kok di tempat tinggal saya, ayam terasa sangat mahal dan langka. Sehari2 kami makan ikan layur, ikan tengiri, ikan pari, ikan hiu, ikan lidah, ikan kakap, ikan kembung, ikan kuniran, ikan teri kecil dan besar, ikan lemuru/sarden yg banyak durinya, belut, udang laut, udang sungai, kepiting, telur ikan, cumi-cumi, keong emas, jarang2 tempe, tahu, telur (yg lebih mahal dari ikan2an). Kadang2 saya dan Bapak memancing di selokan dan dapat ikan kutuk, ikan sepat, ikan mujaer, ikan betok, ikan lele. Setelah ada kapal besar dan dermaga, menunya jadi tambah ikan dorang, ikan marlin, dan ikan2 besar lain yg kebanyakan diekspor (dan kami beli sisa2 ekspornya). Kedengarannya enak?
cobalah makan makhluk air selama hampir 365 hari dalam setaun.
Begitu keluar kota dan melihat paha ayam bertebaran di warung2, saya sangat gembira. Sampai2 teman2 saya heran, kenapa saya senang sekali makan ayam.
Sekarang saya sudah sudah puas makan ayam. Daging ayam bukan barang mewah lagi
Anehnya, di kampung halaman saya juga begitu. Daging ayam murah dan tersedia di manaยฒ, bisa makan ayam seminggu sekali dua kali, kalau tidak bosan. Kok bisa begitu ya?