- Joined
- Jun 23, 2015
- Messages
- 703
- Gender
- Female
Ngomong2 ttg buku biasa, ada sebuah percetakan besar yg sedikit saya kenal, dulu pernah jaya banget. Kalian pas sekolah dulu pasti pernah pakai bukunya he3 ... Lalu penjualan makin turun gara2 perubahan kebijakan kurikulum sekolah plus digitalisasi buku sains bebas. Kabar trakhir, anak perusahaan yg nyetak buku sains bebas (bukan buku sekolah) tutup 4-5 taun yg lalu. Dan skrg perusahaan induknya juga kembang kempis, karyawan sebagian diPHK, sebagian dirumahkan. Di balik sebuah buku yg kita pegang itu, yg kadang harganya "tak seberapa", ternyata ada banyak karyawan yg berkarya. Dan memang teori Darwin "the fittest survives" itu bener2 terjadi bahkan di dunia perbukuan.
Saya pribadi sih lebih suka buku biasa daripada digital. Yg pertama karena aromanya yg sedap itu (katanya karena jamur?). Yg kedua krn mata saya sepertinya sudah mulai cepat lelah kalau terus2an melihat layar HP atau laptop (mata senior wkwkwk bukan mata tua yaaa).
Saya pribadi sih lebih suka buku biasa daripada digital. Yg pertama karena aromanya yg sedap itu (katanya karena jamur?). Yg kedua krn mata saya sepertinya sudah mulai cepat lelah kalau terus2an melihat layar HP atau laptop (mata senior wkwkwk bukan mata tua yaaa).