Tokoh Fiksi Keren Idaman jaman dulu - list di sini

Ngomongin standar kecantikan (dan kegantengan) wajah Indonesia asli, tentu kita tak boleh melewatkan tokoh fiksi si Doel yg dimainkan Rano Karno 😁
Wah.. Kalau mas rano karno sih sudah gak diragukan lagi mbak.. πŸ˜πŸ˜€, sudah lah tampang oke punya... Multi talent lagi... Jadi coverboy ok, jadi penyanyi yah monggo, jadi penulis yah mantep punya, jadi aktor apalagi... 😁, menurut saya sih paket komplit pada zaman nya mbak @idanora .. πŸ˜πŸ™
 
Ngomongin standar kecantikan (dan kegantengan) wajah Indonesia asli, tentu kita tak boleh melewatkan tokoh fiksi si Doel yg dimainkan Rano Karno 😁

Wah iya mbak @idanora & mas @Rahmadchinda, Si Doel Universe ini menurut saya memang a work of art di mana Rano Karno di tengah menjamurnya sinetron2 yang mengandalkan cerita standar dan memamerkan rumah2 megah berpilar, malah produksi sinetron yang membumi. Setingnya, pemain2nya juga pas banget, seperti dicomot dari kehidupan nyata lalu dipindah ke layar kaca. Sampe hal2 kecil pun diperhatikan, saya ingat Mak Nyak yg suka bawa2 termos jadul, lalu Mandra pernah mau buru2 ke suatu tempat, mau pakai sendal jepit, lepas2 mlulu πŸ˜„

Sayangnya filmnya malah jadi lebih fokus ke masalah cinta segitiga yang menurut saya sebenarnya bukanlah yang membuat si Doel istimewa, mungkin Rano Karno mengikuti selera pasar yang invested ttg akhir cerita cinta si Doel. Menurut saya harusnya si Doel fokus ke ide aslinya (potret masyarakat betawi, kepribadian si Doel, kritik sosial dll) dan jangan malah menjadikan permasalahan plin plan menentukan cinta sejati jadi plot utama, tapi ya namanya juga produksi film/sinetron perlu dana/sponsor juga.

Sama dg Lupus juga sebetulnya, di mana Hilman berhasil menciptakan tokoh baru yang original bukan serba sempurna macam si Boy tapi anak SMA biasa dg kekurangan & kelebihannya. Ceritanya pun ttg kehidupan sehari2 anak SMA Jakarta yang pembaca bisa relate.
 
Wah iya mbak @idanora & mas @Rahmadchinda, Si Doel Universe ini menurut saya memang a work of art di mana Rano Karno di tengah menjamurnya sinetron2 yang mengandalkan cerita standar dan memamerkan rumah2 megah berpilar, malah produksi sinetron yang membumi. Setingnya, pemain2nya juga pas banget, seperti dicomot dari kehidupan nyata lalu dipindah ke layar kaca. Sampe hal2 kecil pun diperhatikan, saya ingat Mak Nyak yg suka bawa2 termos jadul, lalu Mandra pernah mau buru2 ke suatu tempat, mau pakai sendal jepit, lepas2 mlulu πŸ˜„

Sayangnya filmnya malah jadi lebih fokus ke masalah cinta segitiga yang menurut saya sebenarnya bukanlah yang membuat si Doel istimewa, mungkin Rano Karno mengikuti selera masyrakat yang invested ttg akhir cerita cinta si Doel. Menurut saya harusnya si Doel fokus ke ide aslinya (potret masyarakat betawi, kepribadian si Doel, kritik sosial dll) dan jangan malah menjadikan permasalahan plin plan menentukan cinta sejati jadi plot utama, tapi ya namanya juga produksi film/sinetron perlu dana/sponsor juga.

Sama dg Lupus juga sebetulnya, di mana Hilman berhasil menciptakan tokoh baru yang original bukan serba sempurna macam si Boy tapi anak SMA biasa dg kekurangan & kelebihannya. Ceritanya pun ttg kehidupan sehari2 anak SMA Jakarta yang pembaca bisa relate.
Wah ternyata mbak @bebekhitam ini seorang pemerhati perfilman juga rupanya... ☺, bener mbak.. Malah sebenarnya sesuatu yg membumi lebih dirindukan masyarakat daripada cerita yng serbah wah... Rumah yng wah... Aktor utama yg perfect... Malah berkesan jadi berlebihan..., tapi yg itu juga benar... Terbentur di masalah dana jg... 😁, mau tak mau mungkin harus ikut selera sponsor juga agar tetap bisa berjalan episodenya..., berbeda dengan hilman yg menciptakan lupus... Dia bebas berkreasi mengikut selera anak muda waktu itu tanpa ada tekanan dari pihak lain... Jadi cerita nya fresh, ringan dan familiar, hingga gampang diterima pembaca dikala itu... πŸ™πŸ™
 
jika ada orang yang bilang kita tidak ganteng, pasti ada orang lain yang akan bilang kita ganteng. Sekurang-kurangnya istri sendiri...😁
tapi bagaimanapun cantiknya wanita lain lebih cantik lagi istri sendiri mbakπŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†
Nah ini menarik juga u/ dibahas mas @Awee & mas @Rahmadchinda, sebenarnya kita bisa lebih objektif menilai penampilan luar seseorang kalau kita tidak kenal orang tsb (seperti public figure) sementara u/ orang2 dalam kehidupan kita, penilaian kita biasanya terpengaruh dg kualitas2 lain orang tsb. Orang yang ganteng/cantik tapi kepribadian dan hatinya kurang baik biasa berangsur jadi terlihat kurang ganteng/cantik semakin kita mengenal orang tsb lebih jauh.

Makanya pasangan yg harmonis biasa merasa suami/istri sendiri yg terganteng/tercantik sedunia :LOL: (ini bukan sekedar omongan/rayuan/basa basi), memang rasanya demikian (walau tentunya secara logika sudah pasti tidak benar). Saya pernah nonton interview salah satu pasangan penyanyi yg sudah menikah puluhan tahun, waktu sang suami ditanya kok gak ganti/cari yg lebih muda, jawabnya: "wah sudah bersama 30 tahunan lebih kalau di mata saya istri saya ini tercantik, di mata saya sih yg muda2 kalah cantik sama istri sendiri" (walau mungkin jawab gitu karena istrinya kebetulan di sebelahnya 😼)
 
Nah, kalau Mbak @bebekhitam sudah membuka forum semacam ini.... jadi nggak enak hati....😁
Seorang teman pernah mengatakan bahwa penilaian cantik atau ganteng pada dasarnya memiliki sifat subyektif, karena hal tersebut menyangkut rasa, yang sangat mungkin berbeda antara orang yang satu dengan orang yang lain.
Hal ini juga akan semakin menarik ketika kita mencoba mendefinisikan, Wanita seperti apa yang disebut Cantik? atau Pria seperti apa yang disebut Ganteng?
Untuk cantik, apakah wanita yang berkulit putih, bermata besar, berhidung bangir, bertulang pipi tinggi? (standar di sebagian novel-novel barat ...πŸ™‚)
Atau meminjam deskripsi orang-orang tua kita dahulu, "Matanya seperti bintang timur, hidungnya seperti dasun (bawang putih) tunggal, rambutnya bagaikan mayang terurai, dagunya seperti lebah bergantung, bibirnya seperti delima merekah", yang deskripsi tersebut bahkan sempat jadi olok-olok sebagian orang di masanya, karena ketika dituangkan dalam sebuah ilustrasi, justru tampak mengerikan....πŸ˜†.
Untuk ganteng, apakah pria yang tinggi tegap dan berdada lebar serta perut six pack, hidung lurus dan mancung serta terkesan macho? Atau pria yang berpenampilan modis, suka berdandan dan metroseksual ... (kurang lebih seperti pemeran drakor yang lagi ngetrend ... kalau nggak salah, ya...πŸ˜†)
Definisi-definisi di atas boleh jadi sudah usang atau -- setidaknya -- tidak lagi menjadi definisi absolut.

Penampilan fisik boleh jadi "agak" sedikit memiliki unsur obyektif, namun ketika sudah masuk dalam ranah ketertarikan, -- menurut teman saya tersebut -- subyektifitas akan sangat tinggi. Sebagai contoh, Pria A tergila-gila pada Wanita B, sementara Pria C menganggap Wanita B memang menarik/cantik, namun Pria C sama sekali tidak merasakan adanya ketertarikan pada Wanita B (ini juga bisa dibalik dalam perspektif wanita). Mungkin itu yang menyebabkan bahwa banyak orang menyebut bahwa Wanita Figur Publik A adalah cantik dan Pria Figur Publik B adalah ganteng, namun rasanya sebagian orang yang berpendapat demikian tidak memiliki ketertarikan pada Figur Publik yang dimaksud.

penilaian kita biasanya terpengaruh dg kualitas2 lain orang tsb. Orang yang ganteng/cantik tapi kepribadian dan hatinya kurang baik biasa berangsur jadi terlihat kurang ganteng/cantik semakin kita mengenal orang tsb lebih jauh.
Nah, ini mengingatkan saya pada ucapan dari salah satu wanita yang -- saya anggap -- tercantik di masanya, Isabella Rossellini, (putri Roberto Rossellini dan Ingrid Bergman), yang kalau tidak salah pernah berkata, "Semua wanita sebenarnya cantik, karena kecantikan itu dari dalam."

Makanya pasangan yg harmonis biasa merasa suami/istri sendiri yg terganteng/tercantik sedunia :LOL: (ini bukan sekedar omongan/rayuan/basa basi), memang rasanya demikian (walau tentunya secara logika sudah pasti tidak benar)
Nah, ini menarik, Mbak @bebekhitam, karena kalau suatu pasangan itu harmonis, biasanya saling mencintai. Dan kalau sudah bicara cinta ... rasanya logika bisa dibuang ke tempat sampah.....πŸ˜† (kata teman saya loh.....😁)
Jadi teringat perkataan salah seorang politisi yang juga pengacara saat menjadi pengacara dalam kasus yang melibatkan salah satu artis Indonesia sekitar tahun 2005, "Kalau sudah jatuh cinta, comberan pun berasa coklat..."😁
 
Jadi teringat perkataan salah seorang politisi yang juga pengacara saat menjadi pengacara dalam kasus yang melibatkan salah satu artis Indonesia sekitar tahun 2005, "Kalau sudah jatuh cinta, comberan pun berasa coklat..."😁

"Kalau cinta sudah melekat, t*i kucing rasa coklat ..." lagunya siapa hayo? 😁 yg pernah nonton Album Minggu Kita pasti tau.
 
"Kalau cinta sudah melekat, t*i kucing rasa coklat ..." lagunya siapa hayo? 😁 yg pernah nonton Album Minggu Kita pasti tau.
Ahahahha... Jalal jabat kan mbak... Eee.. Salah Jamal Mirdad deh kayaknya... 😁

Nah ini menarik juga u/ dibahas mas @Awee & mas @Rahmadchinda, sebenarnya kita bisa lebih objektif menilai penampilan luar seseorang kalau kita tidak kenal orang tsb (seperti public figure) sementara u/ orang2 dalam kehidupan kita, penilaian kita biasanya terpengaruh dg kualitas2 lain orang tsb. Orang yang ganteng/cantik tapi kepribadian dan hatinya kurang baik biasa berangsur jadi terlihat kurang ganteng/cantik semakin kita mengenal orang tsb lebih jauh.

Makanya pasangan yg harmonis biasa merasa suami/istri sendiri yg terganteng/tercantik sedunia :LOL: (ini bukan sekedar omongan/rayuan/basa basi), memang rasanya demikian (walau tentunya secara logika sudah pasti tidak benar). Saya pernah nonton interview salah satu pasangan penyanyi yg sudah menikah puluhan tahun, waktu sang suami ditanya kok gak ganti/cari yg lebih muda, jawabnya: "wah sudah bersama 30 tahunan lebih kalau di mata saya istri saya ini tercantik, di mata saya sih yg muda2 kalah cantik sama istri sendiri" (walau mungkin jawab gitu karena istrinya kebetulan di sebelahnya 😼)
So pasti mbak @bebekhitam , siapa sih yg tidak menyapu halamannya sendiri😁, hahahaah... Mengenai penilaian saya setuju mbak, menilai cantik/gantengnya seseorang itu lebih akurat bila kita tidak mengenal sifatnya...karena ini lebih ke fisik nya bukan pada perbuatannya.... Karena bila sdh dibumbui dengan segala hal maka penilaian itu bisa bertambah plus atau bahkan berkurang menjadi minus... Contohnya saja dengan pendamping kita saat ini... Mungkin bukan cantik atau gantengnya yg membuat kita jadi cinta, tetapi karena cinta maka membuat nya menjadi cantik atau ganteng.. Teng.. Teng... πŸ˜πŸ™
 
Back
Top