Penerjemah Maria Antonia Rahartati Hardjasoebrata Bambang Haryo

582aaf0576154.jpg

Kemayus, Tulibudeggus, Mulutmancungus atau yang berkaitan dengan profesi tokoh, seperti impresario Setiawanjodix, tukang jamu Jayasupranix, Maestria Yopilatula atau istilah Setan Dugal (Seminar Tahunan Dukun Galia) di sabit emas..adalah hasil kejeniusan dalam mengadaptasi dan menterjemahan sebuah komik karya uderzo dan goscinny itu.

Tak banyak dari kita yang mengenal bahwa orang dibelakang suksesnya komik tersebut di Indonesia adalan ibu Maria Antonia Rahartati Hardjasoebrata Bambang Haryo. Seorang lulusan Fakultas Sastra jurusan Sastra Roman, Universitas Indonesia Jakarta dan Sarjana Muda IKIP Diponegoro jurusan Bahasa Prancis.

Anak dari C. Hardjasoebrata, pengarang lagu dolanan jawa gundul pacul dan mentho-menthok ini mengawali terjemahannya pada tahun 1984, saat itu beliau di minta oleh Bapak Trim Sutidja yang bekerja di Pustaka Sinar Harapan. Buku pertama terjemahan beliau adalah Perisai dari Arverna, dilanjutkan oleh hampir semua buku terjemahan asterix di Indonesia kecuali Asterix di Olympiade.

Ketrampilannya dalam menghidupkan kisah asterix tersebut tak lepas dari pemahaman yang sangat mendalam akan makna sosiokultural mengingat karakter budaya Prancis sangat kental pada komik tersebut mengantarkannya pada 2x pertemuan dengan uderzo.

Pertemuan pertama terjadi di paris pada juni 1995. Saat itu Uderzo sempat mengungkapkan kekagumannya terhadap gaya terjemahan Rahartati yang lincah dan membumi. "Saya tidak menerjemahkan. Saya mengadaptasinya," Rahartati mengoreksi komentar "Bapak Asterix" ini. "Bravo," ujar Uderzo.

Pertemuan keduanya pada 1997 Saat itu Uderzo sempat berjanji akan menyerahkan penerjemahan Asterix dalam bahasa Indonesia kepada Rahartati. Uderzo juga sempat memberikan coretan gambar Rahartati. Buah tangan dari Bapak Asterix.

“Menerjemahkan sebuah tulisan itu harus paham amanat dan pesan di baliknya. Yang saya lakukan adalah mengadaptasi dan melakukan alih gagasan, bukan sekadar alih bahasa.” ~Maria Antonia Rahartati Hardjasoebrata Bambang Haryo


tentang Albert Uderzo dan Asterix

dari berbagai sumber:
- berita satu
- kompasiana
- killtheblog
 
Last edited by a moderator:
Panjang banget ya nama beliau :D Hebat sekali sampai bisa menerjemahkan bahasa Perancis sambil mengadaptasinya ke Bahasa Indonesia. Memang benar, kalau hanya sekedar diterjemahkan, ceritanya malah karut-marut (menurut saya, lo), disebabkan banyaknya kosakata yang berbeda dan terdengar aneh dalam bahasa Indonesia sehingga harus diadaptasi dan disesuaikan dengan Indonesia itu sendiri.
Yang deket saja, contohnya komik berbahasa Inggris yang langsung diterjemahkan saja ke bahasa Indonesia, isinya terkadang susah dimengerti :snaphappy:
 
Panjang banget ya nama beliau :D Hebat sekali sampai bisa menerjemahkan bahasa Perancis sambil mengadaptasinya ke Bahasa Indonesia. Memang benar, kalau hanya sekedar diterjemahkan, ceritanya malah karut-marut (menurut saya, lo), disebabkan banyaknya kosakata yang berbeda dan terdengar aneh dalam bahasa Indonesia sehingga harus diadaptasi dan disesuaikan dengan Indonesia itu sendiri.
Yang deket saja, contohnya komik berbahasa Inggris yang langsung diterjemahkan saja ke bahasa Indonesia, isinya terkadang susah dimengerti :snaphappy:
menurut saya pribadi ibu ini jenius...bayangin aja..asterix dgn segala nama2 lucunya..budaya yg total beda...bisa masuk jadi kenangan yg indah masa lalu...lol..... ya kaitannya banyak dari penterjemah atau yg lagi belajar nerjemahin harus belajar dari ibu ini...segala terjemahan harus di selidiki dulu bagaimana terbaik diadaptasikan ke budaya kita..ya nyerempet2lah...gak ujug2 terjemahin langsung....
mungkin contoh bisa dipakai dr buku tintin (sedikit OOT)... cetakan Indira lama mereka pakai dari inggris makanya nama calculus,,snowy, Thompson Thomson muncul...beda dengan cetakan gramedia sek penggunaan nama langsung menggunakan versi asli snowy=milo, calculus=limus {lamus} lupa ane..thompson=dupond... jadi seperti ada penghapusan nostalgia disana...pihak penerbit gak mikir tentang kita2 yg jadul ini...wkwkwkwkwkw
 
bener banget mas Msayuti dan mas Nullpolet

di jaman sekarang
banyak komik dengan terjemahan yang sangat jauh dari adaptasi
bahkan menurut saya banyak terjemahan langsung pake aplikasi yang nota bene jauh dari kesempurnaan

salut untuk Bu Maria
tapi kita orang Indonesia memang banyak yang jenius dalam pemberian nama

jadi teringat sama Pak Dwi Koendoro dengan komik Legenda Sawung Kampret-nya
bukan cuma ceritanya yang bikin geli,
karakter utamanya suka sembarangan kasi nama orang
misalnya "Disket Eror", padahal set ceritanya di jaman Hindia Belanda

gak tau beliau terinspirasi dari mana ataupun memang beliau yang memang sama jeniusnya dengan Bu Maria

kira-kira di ZJ sudah pernah atau belum ya, bahas tentang Legenda Sawung Kampret?
maklum....orang baru
:shame:

oops....
maaf
ternyata sudah
 
Last edited by a moderator:
menurut saya pribadi ibu ini jenius...bayangin aja..asterix dgn segala nama2 lucunya..budaya yg total beda...bisa masuk jadi kenangan yg indah masa lalu...lol..... ya kaitannya banyak dari penterjemah atau yg lagi belajar nerjemahin harus belajar dari ibu ini...segala terjemahan harus di selidiki dulu bagaimana terbaik diadaptasikan ke budaya kita..ya nyerempet2lah...gak ujug2 terjemahin langsung....
mungkin contoh bisa dipakai dr buku tintin (sedikit OOT)... cetakan Indira lama mereka pakai dari inggris makanya nama calculus,,snowy, Thompson Thomson muncul...beda dengan cetakan gramedia sek penggunaan nama langsung menggunakan versi asli snowy=milo, calculus=limus {lamus} lupa ane..thompson=dupond... jadi seperti ada penghapusan nostalgia disana...pihak penerbit gak mikir tentang kita2 yg jadul ini...wkwkwkwkwkw
Kalau menurut saya masalahnya di hak cipta. Karena penerjemahannya diiringi pengubahan nama dari buku aslinya berarti nama yang dipakai dalam terjemahan juga menjadi hak cipta penerbitnya. Mungkin ada sobat ZD yang lebih mengerti masalah ini, saya sih cuma melihat dari semua buku terjemahan Indira yang tokoh-tokohnya diubah namanya setelah diterbitkan ulang oleh Gramedia nama tersebut tidak dipakai.
 
Bu Hartati ini memang penerjemah yang sangat lihai dan jenius ya. Baru tahu juga kalau namanya sepanjang itu :D
Btw, saya agak surprise juga Uderzo sampai membaca hasil terjemahan bu hartati. Tapi sedikit heran, apakah Uderzo membaca terjemahan tsb melalui seorang penerjemah lagi? Kok jadi ribet ya... Karena saya tidak yakin Uderzo bisa bahasa Indonesia hehehe :D

Sedikit OOT ya mas. Sebenarnya ada 4 orang penerjemah yang 'mencuri' perhatian saya, karena namanya sering muncul di buku yg saya baca. 3 dari 4 orang tsb sudah ada di forum ini :) yaitu bu Hartati, Djokolelono, dan Agus Setiadi. Satu lagi adalah Listiana Srisanti, penerjemah Harry Potter. Penerjemahannya juga jenius disamping dedikasi dan usahanya menyelesaikan terjemahan Harry Potter sebelum kematiannya (2010) akibat penyakit kanker.
 
Setuju dengan mba ari_jh, saya ga pernah mikirin tentang penerjemah yang penting cepet baca sampe selesai, sampe saya temukan tulisan ini :
Log in or register to view this content!
ga kebayang, 900 halaman selesai lima minggu, belum lagi harus mikirin kata-kata yang berima..sambil menjalani kemo pula.. luar biasa buat saya yang baru ngintip-ngintip dunia penerjemah. Mencelos, berjengit, ga umum di pakai sehari-hari, tapi waktu baca harpot ga ada perasaan janggal liat kata-kata tersebut. kalo yang dibilang Hilmar Farid dari ayahnya, Agus Setiadi, bahwa mereka itu bukan sekedar penerjemah, tapi "alih-bahasa" yang membuat sebuah naskah dimengerti dalam Bahasa Indonesia tanpa kehilangan watak dan nuansa aslinya.
Log in or register to view this content!
 
oya, rasa2nya saya pernah baca ada yg bikin tulisan ttg penerjemah asterix di forum ini. bagaimana kalau tulisan tsb dipindah ke thread ini?

Saya juga ingat ada tulisan mengenai Ibu Rahartati penerjemah Asterix tapi kok saya cari-cari ga ketemu ya?:cry:

sundulsundulsundul.. iya, saya juga sampe nyari-nyari dan ketemu postingan mas roadster dan postingan mba mido.. kalo bisa disalin ke sini mungkin bisa menambah isi thread ini..
 
Pertemuan pertama terjadi di paris pada juni 1995. Saat itu Uderzo sempat mengungkapkan kekagumannya terhadap gaya terjemahan Rahartati yang lincah dan membumi. "Saya tidak menerjemahkan. Saya mengadaptasinya," Rahartati mengoreksi komentar "Bapak Asterix" ini. "Bravo," ujar Uderzo.

Pertemuan keduanya pada 1997 Saat itu Uderzo sempat berjanji akan menyerahkan penerjemahan Asterix dalam bahasa Indonesia kepada Rahartati. Uderzo juga sempat memberikan coretan gambar Rahartati. Buah tangan dari Bapak Asterix.

Bener2 keren ibu Rahartati ini...!
 
Tokoh yg selalu saya ingat dan membuat ketawa setiap kali membicarakan penamaan di komik Asterix adalah:

Chelanamlorotix :LOL::LOL:

Gak tahu kenapa tapi kok pas banget. Orangnya memang selalu berdiri memegang celananya yg memang seperti mau melorot..hahahha. Saya lupa ini ada di buku asterix yg mana... Salut buat bu Rahartati.

Btw, baru2 ini sobat jadul om @BobbyGermano baru bertemu beliau lho. Share disini dong gan....:p:D
 
Hasil terjemahannya menghibur sekali dan luar biasa sekali beliau bisa mengaran nama-nama di Asterix menjadi nama-nama yang mengandung ke-arif-an lokal. Salam hormat untuk beliau
 
Ini yang kemaren pengisi acara di IFI Thamrin bukan sih gan? Kemaren sekilas liat flyernya di internet, sayang ga sempet dateng
 
Back
Top