Darmagandhul
Nostalgic
- Joined
- Jan 13, 2017
- Messages
- 169
- Gender
- Male
Kayaknya belum ada ya yang membahas tentang kamera serta fotografi jadul?
Baik, saya mulai yaa...
Perkara kamera di jaman 80an ngga bisa dianggap sepele. Untuk menghasilkan foto dengan kualitas terbaik, tentu saja ngga bisa main asal jepret, lalu dipilih gambarnya, yg jelek didelete. Ngga bisa gitu., karena menggunakan filem. Jaman digital belum eksis.
Untuk memasang filemnya aja membutuhkan tehnik tersendiri. Yang belum biasa, dapat dipastikan akan menghabiskan seperempat filem terbakar hanya untuk memasangnya di rol...
Paling apes, hasil filem terbakar tadi dipakai buat lihat gerhana matahari.
Setelah sukses memasang, untuk menjepret ada setingannya lagi. Rana (bukaan lensa) tidak boleh terlalu lebar di tempat yang terlalu terang, atau terlalu kecil di tempat gelap. Jika tidak cocok, hasilnya adalah Twilight Of The God siang siang, atau jika terlalu kecil, akan tampak close up wajah genderuwo yg hitam itu full satu frame.
Demikian pula masalah speed dan kecepatan. Kalau speednya terlalu lambat dipakai untuk memotret di malam hari, maka hasilnya adalah balapan tuyul. Garis putih berpendar memanjang.
Wis lah.. pokoknya ruwet memakai kamera analog. Boros duit buat beli filem. Tapi sensasi ilmu yg didapat ngga akan bisa terkalahkan oleh orang yang ahli kamera digital di saat ini....
Ada yang mengalami hal serupa?
Baik, saya mulai yaa...
Perkara kamera di jaman 80an ngga bisa dianggap sepele. Untuk menghasilkan foto dengan kualitas terbaik, tentu saja ngga bisa main asal jepret, lalu dipilih gambarnya, yg jelek didelete. Ngga bisa gitu., karena menggunakan filem. Jaman digital belum eksis.
Untuk memasang filemnya aja membutuhkan tehnik tersendiri. Yang belum biasa, dapat dipastikan akan menghabiskan seperempat filem terbakar hanya untuk memasangnya di rol...
Paling apes, hasil filem terbakar tadi dipakai buat lihat gerhana matahari.
Setelah sukses memasang, untuk menjepret ada setingannya lagi. Rana (bukaan lensa) tidak boleh terlalu lebar di tempat yang terlalu terang, atau terlalu kecil di tempat gelap. Jika tidak cocok, hasilnya adalah Twilight Of The God siang siang, atau jika terlalu kecil, akan tampak close up wajah genderuwo yg hitam itu full satu frame.
Demikian pula masalah speed dan kecepatan. Kalau speednya terlalu lambat dipakai untuk memotret di malam hari, maka hasilnya adalah balapan tuyul. Garis putih berpendar memanjang.
Wis lah.. pokoknya ruwet memakai kamera analog. Boros duit buat beli filem. Tapi sensasi ilmu yg didapat ngga akan bisa terkalahkan oleh orang yang ahli kamera digital di saat ini....
Ada yang mengalami hal serupa?

Last edited by a moderator: