Kamera dan teknik fotografi jadul..

Pokoknya dari segi kamera jadul yang bikin saya berkesan itu adalah :
1. Filem rol kalau sudah habis, dipaksa kokang ngga sengaja sampai akhirnya filemnya terlepas dari tabungnya dan ngga bisa digulung! Ya sudah, jinjing kameranya ke tempat afdruk foto.
2. Jaman itu ada tukang potret keliling dan tukang cetak pas foto pinggir jalan bermodal gubuk kayu.
3. Lampu kilat yang silaunya aujubile... Ngga tau kenapa kok saya merasa lampu kilat standar jaman dulu amat sangat menyilaukan ketimbang lampu kilat terkuat jaman sekarang...
4. Kamera slr yg beratnya kayak lokomotif (menyitir kata2 Kasino Warkop).
5. Deg degan lihat hasil cetak. Kalau 20 dari 36 lembar hasilnya bagus dan ngga burem, girangnya luar biasa. Kurang dari itu bawaannya mewek..
6. Nunggu cetak foto bisa 3 harian.
7. Foto diri yang bagus, langsung diperbesar cetak 10R terus dipigurain. Hayo ngaku siapa yg begini dulu?
8. Album foto biasanya merek Onefree.
9. Wadah filem yang sudah dicuci berbentuk lembaran sisipan unik..

Ada lagi yg mau nambahin?
 
Haha baca hal.1 dan 2 malah ketawa2 sendiri..
Kamera saku apapun merknya kalo ditempat saya namanya kodak ๐Ÿ˜ฌ
Paling sebel kalo foto bareng, trus ada yg merem, jadi bikin nggak semangat nyimpen fotonya ๐Ÿ˜–
 
Pokoknya dari segi kamera jadul yang bikin saya berkesan itu adalah :
1. Filem rol kalau sudah habis, dipaksa kokang ngga sengaja sampai akhirnya filemnya terlepas dari tabungnya dan ngga bisa digulung! Ya sudah, jinjing kameranya ke tempat afdruk foto.
2. Jaman itu ada tukang potret keliling dan tukang cetak pas foto pinggir jalan bermodal gubuk kayu.
3. Lampu kilat yang silaunya aujubile... Ngga tau kenapa kok saya merasa lampu kilat standar jaman dulu amat sangat menyilaukan ketimbang lampu kilat terkuat jaman sekarang...
4. Kamera slr yg beratnya kayak lokomotif (menyitir kata2 Kasino Warkop).
5. Deg degan lihat hasil cetak. Kalau 20 dari 36 lembar hasilnya bagus dan ngga burem, girangnya luar biasa. Kurang dari itu bawaannya mewek..
6. Nunggu cetak foto bisa 3 harian.
7. Foto diri yang bagus, langsung diperbesar cetak 10R terus dipigurain. Hayo ngaku siapa yg begini dulu?
8. Album foto biasanya merek Onefree.
9. Wadah filem yang sudah dicuci berbentuk lembaran sisipan unik..

Ada lagi yg mau nambahin?
Nomor 2 itu andalan kalau tiba-tiba disuruh ngumpulin pasfoto 3x4 (hitamputih)๐Ÿ˜ Negatifnya dikasih ke tukangnya, trus nunggu sebentar di pinggir jalan, taraaaaa... jadi deh, meski seringnya muka di foto jadi lebih halus (aka blurry) dibanding kalau nyetak di fuji๐Ÿ˜‚
 
Saya baru sadar kalau lampu kilat jaman sekarang menggunakan tehnologi lampu LED...
Pantas kurang terang dibanding kamera jaman belakang yg pakai arc lamp yg terangnya bikin silau 2 menit.

Tapi sejujurnya lampu kilat magnesium yg dibakar (kamera super super super jadul) jauh lebih mengerikan silaunya.
Kalau di filem kartun donal bebek, yg difoto dengan lampu kilat magnesium bubuk gitu selalu digambarkan hangus terbakar obyeknya....๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚
 
Kalau yg klise kecil artinya untuk kamera kecil ya mas? Hehehe. Ada juga kamera langsung jadi. Film-nya berbentuk kotak2. Biasanya dibawa2 sama mas2 tukang foto keliling di monas.
 
Itu standar negatif film kamera biasa kan?
Kalau negatif kamera video lebih kecil lagi.

Filem kotak itu namanya filem instant (polaroid). Sering ada di tukang2 foto keliling atau di kebun raya...
Prosesnya unik..

Filem kotaknya diselipkan ke kamera, lalu kameranya diarahkan ke kita, kitanya berpose, ...dan.. blaaab cekrek (menirukan suara lampu kilat dan bunyi shutter), trus filemnya dicabut, dikipas2.... Baru gambarnya nongol ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚
 
Satu pertanyaan lagi nih, sebenarnya saya penasaran. Kenapa orang2 jadul angkatan kamera flash bakar itu kalo difoto gak pernah tersenyum. Ada yg tahu sebabnya?
 
klise film format 110.jpg
Dari hasil bertanya kepada pemilik toko kamera dan cuci cetak film serta bertanya juga kepada mbah gugel, ternyata klise film di atas adalah untuk kamera pocket merek Kodak. Klise film itu berformat 110 sedangkan yang biasa umum pakai berformat 135. Berikut info yang saya dapatkan dari mbah gugel.
Format film 110
Diproduksi 1898-1929, Film 110 adalah film format berbasis cartridge yang digunakan dalam fotografi untuk keperluan non-serius. Saat itu diperkenalkan oleh Kodak pada 1972. 110 pada dasarnya adalah versi miniatur dari sebelumnya film format Kodak 126. Setiap frame adalah 13 mm ร— 17 mm (0,51 di 0,67 ร— in), dengan satu lubang pendaftaran.
Film ini sepenuhnya ditempatkan di sebuah cartridge plastik, yang juga mencatat gambar ketika film ini maju. Nomor frame dan jenis film yang terlihat melalui jendela di bagian belakang cartridge. Film ini tidak perlu memutar ulang dan sangat sederhana untuk memuat dan membongkar.
kodak-instamatic-60-film-camera-for-110-format-film-DT72RW.jpg
 
Paling sebel kalo foto bareng, trus ada yg merem, jadi bikin nggak semangat nyimpen fotonya ๐Ÿ˜–
Perkara merem saat difoto, saya jadi inget SIM pertama saya tahun 90an awal saat sistem fotonya masih pakai kamera analog, ternyata hasilnya adalah : saya MEREM pas difoto.. ๐Ÿ˜‘

Ternyata ngga bisa diulang karena sudah dicetak... Terpaksa 5 tahun pakai SIM yg fotonya merem...๐Ÿ˜ฎ

Tapi ada untungnya juga sih, beberapa kali berurusan dengan polisi, yg ada polisinya tertawa terpingkal pingkal lihat foto saya lagi "tertidur" di pojokan lembar sim... Seringkali malah dilepas tanpa tilang... Alasannya, silakan jalan dik, saya ngga mau tilang orang yg sedang tertidur...
๐Ÿ˜ถ๐Ÿ˜ถ๐Ÿ˜ถ
 
Last edited:
kamera pertama pocket camera merek fuji film. tiap isi film, foto pertama pasti foto di tokonya...testing hehe atau foto terakhir juga...ngabisin ekstra yang baru ketahuan. Klo pakai kameranya punya temen, pilih-pilih foto yang ada aku-nya sambil melototin negatifnya (diterawang :ROFLMAO:), trus ditulis nomernya buat nitip dicetakin.
 
Ah saya mah cuma pernah dijepretnya aja pas sd hahahaha :v
Nggak pernah pegang kameranya :v
 
2. Jaman itu ada tukang potret keliling dan tukang cetak pas foto pinggir jalan bermodal gubuk kayu.
Nomor 2 itu andalan kalau tiba-tiba disuruh ngumpulin pasfoto 3x4 (hitamputih)๐Ÿ˜ Negatifnya dikasih ke tukangnya, trus nunggu sebentar di pinggir jalan, taraaaaa... jadi deh, meski seringnya muka di foto jadi lebih halus (aka blurry) dibanding kalau nyetak di fuji๐Ÿ˜‚
Log in or register to view this content!
 
Back
Top