Barang Antik dan Produk Jadul

Tukang Ogan
Sebuah profesi untuk meramal nasib seseorang dengan bantuan burung Gelatik yang sudah jinak dan terlatih serta kartu bergambar warna-warni yang terlipat dengan isi di dalam kartu merupakan media bergambar untuk membaca ramalan seputar nasib, karier, kondisi keuangan, kondisi keluarga, jodoh bahkan masalah di lingkungan orang yang akan diramal.
Untuk meramal keinginan orang yang mau diramal, tidak melalui proses yang sulit. Setelah orang yang mau diramal menyetujui akad pembayaran dengan Tukang Ogan, Tukang Ogan akan membaca doa terlebih dahulu kemudian mengeluarkan kotak korek api yang didalamnya berisi butiran padi, setelah itu, Tukang Ogan membuka pintu kotak sangkar burung Gelatik dan membiarkan burung Gelatik mematuk butiran padi yang telah di tebar di atas kartu yang berjajar tiga bagian kiri dan kanan. Burung Gelatik yang telah dilatih dengan baik itu seakan mengerti maksud yang akan diramal. Ia hanya mematuk salah satu kartu kemudian masuk ke sangkar lagi, setelah kartu terambil pintu sangkar burung kembali dibuka dan butiran padi yang telah disebar di atas kartu mulai dipatuk sang burung, prosesi ini terus berlanjut hingga didapat 12 kartu yang dipilih oleh si burung Gelatik.
Setelah proses pemilihan kartu oleh burung Gelatik selesai barulah Tukang Ogan membacakan peruntungan orang yang akan diramal tadi berdasar pada 12 kartu yang telah dipilih oleh si burung Gelatik.
Saat ini keberadaan Tukang Ogan di wilayah Kab/Kota Tegal sudah jarang terlihat. Biasanya mereka mangkal di emperan toko, pasar, dan pasar malam.
Apakah di daerah kalian ada profesi seperti ini?

Ogan-3.jpg Ogan-4.jpg
 
Tukang Ogan
Sebuah profesi untuk meramal nasib seseorang dengan bantuan burung Gelatik yang sudah jinak dan terlatih serta kartu bergambar warna-warni yang terlipat dengan isi di dalam kartu merupakan media bergambar untuk membaca ramalan seputar nasib, karier, kondisi keuangan, kondisi keluarga, jodoh bahkan masalah di lingkungan orang yang akan diramal.
Untuk meramal keinginan orang yang mau diramal, tidak melalui proses yang sulit. Setelah orang yang mau diramal menyetujui akad pembayaran dengan Tukang Ogan, Tukang Ogan akan membaca doa terlebih dahulu kemudian mengeluarkan kotak korek api yang didalamnya berisi butiran padi, setelah itu, Tukang Ogan membuka pintu kotak sangkar burung Gelatik dan membiarkan burung Gelatik mematuk butiran padi yang telah di tebar di atas kartu yang berjajar tiga bagian kiri dan kanan. Burung Gelatik yang telah dilatih dengan baik itu seakan mengerti maksud yang akan diramal. Ia hanya mematuk salah satu kartu kemudian masuk ke sangkar lagi, setelah kartu terambil pintu sangkar burung kembali dibuka dan butiran padi yang telah disebar di atas kartu mulai dipatuk sang burung, prosesi ini terus berlanjut hingga didapat 12 kartu yang dipilih oleh si burung Gelatik.
Setelah proses pemilihan kartu oleh burung Gelatik selesai barulah Tukang Ogan membacakan peruntungan orang yang akan diramal tadi berdasar pada 12 kartu yang telah dipilih oleh si burung Gelatik.
Saat ini keberadaan Tukang Ogan di wilayah Kab/Kota Tegal sudah jarang terlihat. Biasanya mereka mangkal di emperan toko, pasar, dan pasar malam.
Apakah di daerah kalian ada profesi seperti ini?
Ternyata memang dari dulu orang suka menyerahkan masalah ramal-meramal ke hewan2 tertentu ya πŸ˜„. Dulu ingat waktu piala Dunia (lupa pas kapan) ada ikan gurita yg viral bisa meramal siapa yg menang pada setiap pertandingan.. Hahaha.
 
Koran dan majalah jadul, semua sudah almarhum......😞😞😞😞😞
Di masa yang akan datang mungkin nggak bakalan ada buku, koran dan majalah (fisik, pake kertas) lagi ya? Semua bakal dijitak.. ehh.. digital.. Hmm.. :unsure:

Hayoooo masih pada ingat gak ini barang apa aja....πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†
Lampu teplok, lampu petromax, tinta untuk pena, mainan arcade dan minyak rambut? :unsure:
 
Last edited by a moderator:
Beberapa ubin jadul yang dimasanya sempat berjaya... tapi sekarang kalah bersaing dengan ubin keramik.
Demi terhindar dari terpeleset oleh lantai licin karena air dan sabun, lantai kamar mandi di rumah saya tidak menggunakan keramik tapi menggunakan ubin seperti photo no 1.
Kalau tidak hati-hati para manula bisa terpeleset ketika berjalan di lantai keramik basah.


ubin jadul1.jpg ubin jadul2.jpg ubin jadul3.jpg ubin jadul4.jpg
 
Jaman SD kelas 4 saya mulai koleksi perangko. Seering beli perangko luar negeri di Om2 yg rumahnya seberang sekolah. Paling murah satu kemasan harganya Rp. 50, paling mahal Rp. 200. Tinggal bilang mau cari yg harga berapa. Di setiap kemasan, lembar depan tertempel perangko2, lembar belakang berisi keterangan tentang negara asalnya, berisi ibukota, letaknya, lagu kebangsaan dll.
Log in or register to view this content!
 
Back
Top