Pengarang/Komikus Komikus Nina

Purita Campos
scan%20%28Copy%29.jpg 158.gif pc.jpg
Portfolio:
  • Patty/Esther/Peggy (dengan Philip Douglas)
  • Tina/Jana (dengan Andries Brandt)
  • Gina (dengan Frank Elliot/Francisco Ortega)
  • Dulce Carolina (dengan Frank Elliot/Francisco Ortega)
  • Adaptasi novel Heidi

Purita Campos, lahir di Barcelona tahun 1937, adalah illustrator yang karyanya tidak asing untuk penggemar cergam Nina. Campos belajar di Llotja art school dan bekerja sebagai cover designer dan illustrator di majalah fashion seperti Can Can, Sissi dan Celia sebelum beralih ke komik (tidak seperti sekarang dimana halaman mode biasa menggunakan foto model, majalah fashion di era 60-an sering menampilkan halaman mode dengan menggunakan illustrasi). Berikut contoh fashion spreads di majalah Tina hasil karya Purita Campos.

Log in or register to view this content!

Peggy

Diawali dengan kontribusi ke publikasi komik dalam negeri seperti Blanca dan Sissi Novelas Grafficas, akhirnya Campos mulai merambah ke penerbit komik luar negeri (IPC - Inggris dan Oberon - Belanda). Patty's world adalah cerita hasil kolaborasi Campos dengan Philip Douglas, penulis asal Inggris. Cerita ini sukses dan diterbitkan di Inggris selama hampir 20 tahun. Patty's world juga belakangan diterbitkan di majalah Spanyol - Lily dengan nama Esther. Di Indonesia sendiri Patty kita kenal dengan nama Peggy dan ceritanya di cergam Nina banyak berkisar tentang masalah percintaannya dengan Jeroen.

Log in or register to view this content!
Log in or register to view this content!

Tokoh Peggy kembali muncul di tahun 2006 di cerita yang ditulis Carlos Portela dengan judul Las nuevas aventuras de Esther. Peggy di cerita ini sudah tumbuh menjadi wanita dewasa.
Log in or register to view this content!

Tina

Keberhasilan tokoh Patty di Inggris diikuti dengan tawaran pekerjaan dari Belanda yang merupakan asal mula terciptanya tokoh Tina di awal 1970-an - hasil kerjasama dengan Andries Brandt (penulis komik sepak bola Roel Dijkstra). Tidak seperti Peggy yang gadis Inggris, tokoh Tina ini resminya berkebangsaan Belanda karena memang lahir dari tangan penulis Belanda. Walau gambar seorang gadis mirip Tina sebelumnya sempat muncul juga di komik Inggris Mirabelle dengan nama Evie. Tokoh Evie saat itu belum memiliki profesi dan karakternya juga hanya muncul di cerita pendek.
Log in or register to view this content!

Seiring dengan waktu diciptakan tokoh Debbie, yang berprofesi perancang busana. Dunia busana memang sepertinya merupakan cinta pertama Purita, ini terlihat jelas di cerita Tina, Debbie dan Peggy, di mana gadis2nya selalu tampil modis sesuai trend fashion saat itu. Campos menggambar Tina (untuk cerita komik dan kadang2 juga untuk cover majalah Tina) selama lebih dari 30 tahun sampai tahun 2007. Edmond yang juga illustrator kelahiran Spanyol mengambil alih serial Tina dari Purita sejak tahun 2007. Edmond ini adalah creator tokoh Mimi (Mimi kisah seorang putri, Mimi Bintang Sirkus)

Log in or register to view this content!

Salah satu kekuatan ilustrasi hasil karya Campos selain warna2 yang kaya, juga hidupnya karakter2 komik ciptaannya. Yang paling menonjol dari gambar beliau adalah gerakan2 yang alami. Kabarnya dalam menggambar, Campos seringkali menggunakan model yang difoto dalam posisi tertentu sehingga anatomi tubuh proporsional dan dan bahasa tubuh sang tokoh komik terlihat realistic. Campos bahkan mengaku pernah meminta suaminya untuk berpose tertentu saat beliau mencari inspirasi untuk satu scene yang menggambarkan pacar Peggy.

Di tahun 2009 Campos dianugerahi Medallo de Oro al Mérito en el Trabajo Ártistico (terjemahan bebasnya Gold Medal for Merit in Fine Arts) oleh Spanish Ministry of Culture. Saat ini Campos aktif melukis dan mengajar di sekolah seni milik suaminya.

Karya2 Campos yang lain
Log in or register to view this content!
Log in or register to view this content!

sumber:
lambiek.net
wikipedia
womenincomics.wikia.com
Los Secertos de Esther by Ruth Bernárdez
various
 
Last edited by a moderator:
Saya setuju dengan pendapat mbak BebekHitam. Purita Campos sebagai komikus tokoh Tina dan Debby sepertinya orang aslinya pasti love the fashion world yah. Kalau saya tengok baju2 rancangan Debby di komik, banyak yang benar2 trendy and definitely dibuat dengan penuh attention to detail, seperti perancang mode sungguhan. Apakah sebenarnya madam Purita Campos ada cita2 jadi fashion designer juga, karena kalau iya, memang nampak dia ada talentnya.
 
Rodrigo Rodrígue Comos

comos.jpg


Hasil karya yang terbit di Indonesia:
- Seri Monika
- Seri Lusi
- Mariska Gadis Angkasa Luar
- Kimmy Ratu tanpa Mahkota
- Margot Legenda Kuda Putih
- Sisipan Bobo: Pitulia Bayang2 Aneh
- Sisipan Bobo: Robot L4A

Lahir di Spanyol 28 April 1935, Rodrigo Comos tidak pernah mendapatkan pendidikan formal dalam bidang menggambar. Comos belajar menggambar dan melukis secara otodidak sebelum memulai karirnya di surat kabar El Progreso de Lugo di tahun 60-an, diikuti dengan periode di majalah Pulgarcito, Historias dan Sisi. Sekitar masa yang sama, Comos juga menggambar komik tentang artis cilik Spanyol terkenal era tersebut, Joselito.

Dari akhir tahun 60–an sampai 80-an, Comos bekerja untuk penerbit komik asing (Perancis, Itali, Jerman dan Inggris) lewat agen Bruguera’s Creaciones Editoriales. Sebagian besar karya Comos tampil di komik untuk gadis remaja seperti Wendy, Biggi dan Conny (Jerman); Misty, Jinty dan Tammy (Inggris) dan seri Monika dan Lusi untuk majalah Tina Belanda. Selain komik untuk gadis remaja, Comos juga menggambar komik action Marouf untuk penerbit Perancis dan komik horor dan misteri di Itali.

Log in or register to view this content!

Seperti umumnya illustrator asal Spanyol, kekuatan Comos adalah di artwork yang indah. Selain tokoh2 komik yang enak dilihat, gambar Comos mampu menciptakan suasana dan atmosfir yang membuat pembaca serasa berada di dunia yang indah dan menyenangkan (walau tidak selalu realistis tentunya). Lusi tanpa teman mungkin merupakan salah satu contoh hasil karya Comos yang mampu membuat pembaca membayangkan indahnya suasana pedesaan di Belanda. Kelebihan ini terutama menonjol di seri Monika dan Lusi, di mana Comos berkolaborasi dengan penulis Otto Veenhoven Cerita2 hasil tulisan Veenhoven rata2 bersetting di tempat2 yang cantik dan dengan demikian memberi kesempatan Comos untuk menunjukan bakatnya. Comos juga berkolaborasi dengan penulis2 lain termasuk Malcolm Shaw asal Inggris di cerita Robot L4A. Beberapa hasil karya Comos ada juga yang bertema mitos seperti Margot Legenda Kuda Putih dan Pitulia dgn bayang2 aneh dan science fiction seperti Mariska gadis luar angkasa.

sumber:
lambiek.net
 
Last edited:
Thank you Mbak Bebekhitam atas ulasan2nya yang benar2 bagus dan informatif (y)

Memang ya kalau udah saking kebanyakan baca Nina, suka berasa tokoh di komik ini mukanya mirip siapaa gitu ... Kebetulan saya baru aja baca ulasan mbak Bebekhitam tentang Purita Campos (heran padahal itu ulasan dah dari bulan feb kok baru lihat sekarang). Trus baru ngeh iya ya Peggy mirip2 Tina. Bajunya Peggy juga bagus2 kayak baju Tina dan Debbi. Trus ternyata Purita Campos juga menggambar Heidi ya, hmm bagusan mana yaa sama Heidi nya Piet Wijn :happy:

Trus juga kemarin kebetulan banyak baca kisahnya Lusi, pas baca juga dah berasa suasananya mirip di kisah2 Monika. Dan habis baca ulasan mbak Bebekhitam baru ingat iya ya Lusi mirip Pitulia, Margot, dan Elvira. Omong2 saya suka bingung, ada banyak kisah Lusi di Nina, kadang Lusinya berambut panjang (Kebakaran di Riviera dan Bayangan Penjaga Puri), kadang berambut pendek (Lusi Tanpa Teman dan Kembang Hutan). Itu Lusi yang sama bukan ya?
 
Omong2 saya suka bingung, ada banyak kisah Lusi di Nina, kadang Lusinya berambut panjang (Kebakaran di Riviera dan Bayangan Penjaga Puri), kadang berambut pendek (Lusi Tanpa Teman dan Kembang Hutan). Itu Lusi yang sama bukan ya?

Kelihatannya sih Lusi yang sama ya mbak Ksiana, karena ada bbrp recurring characters (Peter, Ani, Yeni dll). Serinya juga sepertinya berurutan mulai dari Lusi waktu masih di kota pindah ke desa dan belum punya teman, tetangga dengan Anita, terus berteman dengan Yeni, Di Lusi Kembang Hutan, Lusi kelihatannya sudah akrab dengan beberapa orang & betah tinggal di desa. Lusi belakangan berkenalan dengan Peter yang muncul juga di seri2 berikutnya.

Ngomong2 bbrp seri Nina (termasuk dua seri Lusi yang pertama) berasa banget nuansa tahun 70-an ya? sampe kalau lagi baca suka kepengen rasanya jalan2 ke masa tersebut cuman buat lihat2 Atau kalau bisa jalan2 ke tahun 80/90-an, tempat pertama yang saya datengin pasti toko buku (buat ngeborong buku2 jadul yang semuanya masih dalam kondisi mint :cat:)
 
Ah iya benar setelah saya cek urutan2nya make sense ternyata. Di awal2 Lusi nya berambut pendek, belakangan rambutnya sudah bertambah panjang hehe ... Makanya salah sendiri siapa suruh baca seri Lusi berantakan, kalau gak salah saya mulai dari yg keempat Kebakaran di Riviera, trus pertama Lusi Tanpa Teman, trus ketiga Bayangan Penjaga Puri, trus sekarang lagi baca yang kedua Kembang Hutan. Gak berurutan banget haha pantes bingung sama rambutnya dan kondisi pertemanannya. Iya nih kepiawaian Rodrigo Comos membuat kita bisa merasakan banget nuansa pedesaan di tahun 70-an, belum lagi gambar tokoh2nya yang tampan dan cantik, dan pakaian2nya juga, jadi senang lihatnya.
 
Ángeles Felices Bancina

angelesfelices_bdabc939e0ca5581de1e2c7df3593a33.jpg

Karya yang terbit di Indonesia:

- Claudia dan Marcella Ayo Menari Bersamaku
- seri Dubidus (penulis: Patty Klein)
- Teka-Teki Sebuah Gitar Tua
- Melisa Misteri sebuah Topeng
- Tineke Irama nan Mempesona

Lahir di Zaragoza, Spanyol - Angeles Felices adalah artis spesialisasi komik2 romantis. Beliau belajar di School of Arts and Crafts dan pada saat yang sama juga sempat mengambil kelas melukis dari pelukis Alejandro Canada.

Memulai karirnya di komik2 Perancis, seperti Comos (artis yang dibahas di post sebelumnya) Felices juga bekerja untuk IPC (UK) dan Oberon (Belanda) lewat Bruguera's agency Creaciones Editoriales. Felices menggambar untuk majalah Tina (Oberon) selama hampir 30 tahun dari tahun 80-an sampai akhir 2000-an.

Karya2 Felices pada umumnya (khususnya yang tampil di komik Inggris - Tammy) termasuk kategori komik gadis tradisional tentang obsesi gadis remaja dalam menggapai cita2nya. Tokoh utama di komik Felices biasanya berbakat di seni musik atau tari. Walau seri Dubidus yang hasil tulisan penulis Belanda sedikit berbeda karena selain tentang musik juga mengandung humor dan ada juga yang bertema pertualangan.

Log in or register to view this content!

Log in or register to view this content!

Felices juga illustrator novel misteri Dana Girls - edisi Spanyol (novel ini hasil produksi Stratemeyer Syndicate yang memproduksi Nancy Drew, Hardy Boys dan Bobsey Twins). Menikah dengan pelukis Hermogenes Pardos, Felices tinggal di Madrid sejak pertengahan 80-an dan masih aktif melukis dan mengadakan pameran lukisan.

sumber:
Wikipedia
Lambiek.net
 
Satu lagi ulasan mbak Bebekhitam tentang salah satu ilustrator Nina (y) Cuma kalau saya bisa menebak2 yang ngegambar Dubidus dan Claudia & Marcella sama, tapi lumayan beda ya sama Melisa Misteri Sebuah Topeng? Gak nyangka kalau satu ilustrator.
 
Pat Mills

CIMG2545_1_jpg_maxheight-500_size-500%2520%25282%2529.jpg

Karya yang terbit di Indonesia:
- Bagai Hewan dalam Kurungan/The Human Zoo (artis: Guy Peeters)
- Tahanan dalam Gelembung Plastik/Girl in a Bubble (artis: Phil Gascoine)

Tokoh penting di dunia komik Inggris, Pat Mills sering disebut2 sebagai 'the godfather of British comics'. Mills menulis ratusan komik di dalam negeri sendiri, dan untuk pasar Perancis dan Amerika. Pembahasan di sini hanya mencakup beberapa karya utama Mills dan keterlibatan beliau di komik2 untuk gadis remaja (sesuai judul thread ini)

Mills memulai karir di D.C Thomson di awal tahun 70-an, sebelum berhenti dan menjadi penulis freelance. Karirnya sebagai penulis ditandai dengan berbagai terobosan. Sukses pertama Mills adalah komik perang Battle Picture Weekly untuk penerbit IPC. Battle berbeda dengan komik2 yang beredar saat itu dengan cerita2nya yang realistis sekaligus subversif, well researched dan karakter2 yang multi dimensional. Cerita2 Mills yang cerdas seringkali mengajak pembaca untuk berpikir kritis dan mempertanyakan otoritas. Proyek Mills lain adalah 2000AD - komik science fiction yang pertama terbit tahun 1977 dan masih terbit sampai sekarang.

Log in or register to view this content!

Log in or register to view this content!

Selain komik untuk anak laki2, Mills juga menulis untuk komik gadis remaja. Cerita2 yang ditulis Mills untuk komik Jinty dan Misty bukan cerita tradisional tentang balet, kuda atau cerita 'bertema Cinderella' tapi cerita2 bertema science fiction, horror, tentang anti-authoritarianism (Tahanan dalam Gelembung Plastik contohnya) dan juga mengangkat tentang class system (Bagai Hewan dalam kurungan). Dalam salah satu interview belum lama ini, Mills sempat mengakui kalau dia sempat merasa frustasi dengan penerbit saat itu yang berpendapat kalau cerita2 bertema horror dan science fiction tidak cocok untuk gadis remaja dan meminta Mills supaya mengubah cerita2nya supaya lebih mainstream. Panel komik dari cerita pendek - Roots (komik Misty) di bawah ini adalah salah satu artwork favorit Mills

Log in or register to view this content!

sumber:
Wikipedia
Various
 
Last edited:
Thé Tjong-Khing

the_tjong_khing.jpg khing01.jpg

Karya yang terbit di Indonesia:

Si Kembar dari Puri/De twee van Oldenhoek (dengan Lodewijk Hartog van Banda)

Log in or register to view this content!

Thé Tjong-Khing adalah award winning illustrator (tiga kali dianugerahkan Gouden Penseel award) kelahiran Purworejo yang bermukim di Belanda. Di masa kanak2nya, dia belajar menggambar dengan kapur di papan tulis dan memulai dengan menggambar tokoh2 Walt Disney seperti Mickey Mouse dan Donal Bebek.

Thé belajar di Akademi Seni Rupa di Bandung (sekarang Fakultas Seni Rupa dan Design ITB) - foto hitam putih di atas diambil semasa kuliah di Bandung. Paling kanan di foto tersebut adalah Pak 'Raden' Soejadi. Tahun 1956, Thé berangkat ke Belanda dan melamar pekerjaan di Marten Toonder Studio (salah satu studio komik terbesar di Belanda) tapi sayangnya ditolak. Tidak berputus asa, Thé meminta untuk diberi kesempatan magang di studio tanpa bayaran. Selama magang Thé banyak membantu rekan2 kerjanya dan berkat jasa beliau karyawan2 studio yang sebelumnya sering lembur bisa pulang tepat waktu. Hasilnya ketika izin tinggal beliau di Belanda habis, pihak studio tidak mau kehilangan Thé dan ia pun diangkat jadi karyawan tetap.

Selain menggambar untuk majalah Tina Belanda, Thé juga adalah creator komik Arman & Ilva, seri yang dimuat di surat kabar Belanda yang kemudian diterbitkan menjadi cergam. Serial ini memenangkan memperoleh penghargaan SFAN (Vereniging voor Science Fiction & Fantasy). Belakangan Thé berhenti menggambar komik dan menjadi spesialis illustrator buku anak2. Bukunya Waar is de taart? (Di mana kue itu?), menerima berbagai award (termasuk Woutertje Pieterse Prijs sebagai buku anak2 terbaik , Zilveren Penseel dan juga dinominasikan untuk Deutsche Jugendliteraturpreis di tahun 2007). Buku misteri tanpa teks ini menceritakan sebuah kota di mana penghuninya yang semua hewan mempersiapkan pesta ulang tahun dan pembaca harus menciptakan cerita sendiri tentang siapa yang berulang tahun, juga berimajinasi tentang berbagai karakter di pesta tersebut. Buku ini banyak menuai pujian karena memancing lateral thinking pada anak2.

Log in or register to view this content!

Pak Khing juga sempat menggambar adaptasi Timun mas untuk buku promosi produk2 kerajinan negara berkembang

Log in or register to view this content!

Seorang alumni ITB di blognya (cerita lengkapnya bisa dibaca di link below) sempat bertemu dengan Pak Khing dan menggambarkan beliau sebagai sosok yang friendly, tetap bugar di usianya yang tidak muda lagi dan betul2 menikmati pekerjaannya.

sumber:
Wikipedia
Lambiek
Guardian
titalarasati.blogspot.co.uk/
 
foto hitam putih di atas diambil semasa kuliah di Bandung. Paling kanan di foto tersebut adalah Pak 'Raden' Soejadi.
Wah, ga nyangka usianya sudah 74 tahun dan seangkatan pak Raden lagi.. tapi masih awet muda. Pertama saya kira malah itu foto Riri Riza salah dipasang mbak @bebekhitam ternyata emang beneran authornya Nina dari Indonesia :D
Thanks atas artikel yang sangat menarik ini mbak (y)
 
Last edited by a moderator:
Ulasan yang luar biasa, mbak @bebekhitam. Very detailed and informative. Thank you for spending some time to write all this information.
 
Last edited by a moderator:
Ten thumbs up untuk ulasan mbak Bebekhitam (y) Saya suka sama dua2nya karya Pat Mills, temanya benar2 unik dan menarik, lain dari yang lain. Trus saya suka sekali sama ulasan tentang Thé Tjong-Khing :love: Ada rasa bangga karena ada orang Indonesia yang bisa sampai sukses di negeri orang. Omong2 di foto itu kita sudah tau Pak Raden yang mana, tapi Pak King sendiri yang mana yaa?
 
Trus saya suka sekali sama ulasan tentang Thé Tjong-Khing :love: Ada rasa bangga karena ada orang Indonesia yang bisa sampai sukses di negeri orang. Omong2 di foto itu kita sudah tau Pak Raden yang mana, tapi Pak King sendiri yang mana yaa?

Fotonya didapet dari salah satu blog yg kebetulan saya temukan hasil googling mbak @ksiana17 , sang pemilik blog sempat bertemu dgn Pak Khing. Menurut blog tsb, Pak Khing no. 3 dari kiri. Iya, memang kisahnya inspiring ya, kelihatannya model orang yang tidak mudah berputus asa.

Wah, ga nyangka usianya sudah 74 tahun dan seangkatan pak Raden lagi.. tapi masih awet muda.

Kalau saya lihat sih orang yg berprofesi pelukis, komikus dan sejenisnya, (provided hidupnya kecukupan dari hasil menggambar/melukis dan orangnya menjaga kesehatan) biasanya cenderung awet muda ya? soalnya mereka rata2 cinta sama pekerjaannya jadi ya kerja bagi mereka ya seperti menikmati hobi aja. Pat Mills (komikus di post sebelumnya) juga sudah aktif dari akhir tahun 60-an jadi dari segi usia harusnya sekitar 70-an juga tapi penampakannya juga awet muda. Mungkin kata2 kalau 'success is doing what you want to do' ada benarnya juga ;)
 
Last edited by a moderator:
Back
Top