SRIGALA
FRIDAY THE 13TH DENGAN KEARIFAN LOKAL, ATAU BAHASA KASARNYA, JIPLAKAN
Peringatan awal, ulasan ini mengandung spoiler, jadi untuk yang memang tidak mau terkena spoiler, walaupun ini film dari 44 tahun yang lalu, cukup baca sampai sinopsis saja.
Siapa sih penggemar horror yang tidak tahu Friday The 13th? Pasti tahu dong, bukan tempe, dan waralaba tersebut awalnya bukan selalu tentang Jason Voorhees.
Di era 1980an, ketika perfilman horror Indonesia dipenuhi oleh tema supranatural, satanis, dukun, dan sejabanya, Sisworo Gautama Putra yang sebelumnya membuat film Primitif yang kontroversial, dan juga Pengabdi Setan yang fenomenal, kembali membuahkan keragaman tema kepada genre tersebut, yaitu slasher, atau horror jagal, yang memang termasuk sub genre baru baik di Indonesia maupun di luar neger, lewat judul Srigala, yang rilis di tahun 1981, setahun setelah Friday The 13th dirilis.
Dibintangi oleh Barry Prima, Lydia Kandou, Rudy Salam, dan Dorman Borisman, film ini menceritakan sekelompok pecinta alam yang sedang berlibur di sebuah hutan terpencil, lalu bertemu dengan sekelompok pemburu harta Karun yang kebetulan sedang mencari harta peninggalan Belanda di danau sekitarnya yang katanya angker. Setelah saling menaruh kecurigaan satu sama lain, korban pun mulai berjatuhan, satu persatu orang dari masing-masing kelompok terbunuh secara misterius.