Pengarang/Komikus Gerdi WK

Berikut kutipan dari artikel Komik Tua



Gerdi WK alias Gerdy Wk alias Gerdi Wirata Kusuma

586b6529da34b.jpg 586b652b738ec.jpg

Komikus dengan nama lengkap Gerdi Wirata Kusuma ini dilahirkan di Ciamis 13 April 1953. Sebagai komikus Gerdi WK telah membidani 3 (tiga) tokoh superhero yang menjadi masterpiece di tahun 70-an, yaitu Gina, Santini dan Boda. Gina menjadi idola penggila komik disamping wajahnya yang cantik, juga super sakti dan seksi, yang berasal dari Kerajaan Turaba di Timur Tengah. Sedangkan Santini merupakan jelmaan dari Santi sekaligus jagoan khas Indonesia. Adapun mengenai tokoh Boda juga mirip dengan Gina berasal dari Timur Tengah hanya saja ia laki-laki yang gagah perkasa.

Keunggulan Gerdi WK adalah kemampuan dalam menggambar postur tubuh wanita sangat detil dan indah.

Sandy, seorang pengagum Gerdi menceritakan masa kecilnya begini : Waktu itu sudah banyak beredar komik2 anak-anak yg disadur dari cerita si Raja Dongeng Anak-anak Sedunia, HC Andersen dari Denmark. Banyak komikus-komikus terkenal yg membuat komik anak-anak spt itu, tidak terkecuali pak Gerdi WK. Saya sangat senang membaca komik2 anak-anak buatan pak Gerdi ini karena gambarnya yg bagus itu, bahkan menurut saya, gambar pak Gerdi paling bagus diantara gambar-gambar komik anak-anak yg beredar saat itu. Karena gambarnya yg bagus itu, Pak Gerdi sering membantu menggambar cover komik anak-anak untuk komikus yang lain. Saya pernah kecele (terkecoh) karena mengira membaca komik buatan pak Gerdi tidak tahunya komik itu dibuat oleh komikus yang lain sedangkan pak Gerdi hanya membuat cover-nya.

Selain itu, pak Gerdi juga menjadi ilustrator dari beberapa buku cerita anak-anak. Penggemar pak Gerdi yg jeli pasti tahu bahwa pak Gerdi, selama beberapa waktu, pernah menjadi ilustrator komik strip Ceritera Dari Negeri Dongeng di majalah anak-anak Bobo, dengan tokoh2nya Nirmala, bidadari cilik yg manis dan si Oki, kurcaci cilik yg nakal.

Gerdi WK mengatakan, komik Indonesia sempat menjadi tuan rumah. Namun, pertengahan tahun 1974 mulai menurun sampai matinya tahun 1990-an. Gerdi sendiri membuat komik untuk penerbitan di koran sejak tahun 1965.

Sosok Gerdi WK adalah pria yang rendah hati, karena hingga saat ini merasa bukan sebagai seorang komikus, melainkan keterlibatannnya dalam komik Indonesia hanyalah penggembira saja. Pertama kali terjun ke dunia komik mengomik juga lantaran dipaksa oleh salah seorang kawannya, yang mengatakan dengan sungguh-gungguh bahwa karyanya bisa dijual. Sayangnya Gerdi lupa, judul karya-karya awalnya itu. Prinsip hidup Gerdi WK adalah bekerja untuk menjadi orang yang mendapatkan gaji secara rutin, sehingga wajar apabila kemudian memutuskan konsentrasi sebagai illustrator di berbagai majalah anak-anak dan penerbit berbagai jenis buku.

Gerdi memberi gambaran, di masa silam satu jilid sebanyak 64 halaman dia mendapatkan Rp 100.000. Saat itu harga emas satu gram Rp 250 perak, jadi satu jilid bisa untuk membeli 400 gram atau sekitar setengah kilogram emas. Gerdi malah sempat mendapatkan honor tetap.

Gerdi WK kemudian juga lebih banyak bergerak di dunia periklanan.

Lain lagi pendapat Gerdi WK. Ketakukan penerbit akan tidak lakunya komik Indonesia membuat komik nasional semakin terpuruk. Saat ini persaingan dengan komik luar sangat tinggi, anak-anak terbiasa dengan komik Jepang. Sebaliknya komik Indonesia malah dirasa asing lantaran ada kevakuman dalam dunia komik yang, menurut Gerdi, mulai terjadi sejak pertengahan tahun 1970-an.

"Sampai sekarang masih perdebatan. Ada yang bilang penurunan itu karena masuknya komik Jepang. Akan tetapi, sebagian mengatakan komikus kita kurang menjaga kualitas," ujar Gerdi.
Serbuan komik Jepang memang harus diakui. Namun, menurut Gerdi, semua serba terkait. Faktor yang membuat komik Jepang membanjir karena penerbit lebih memilih komik itu daripada membeli karya komikus lokal. Untuk menerbitkan komik luar, mereka cukup membeli lisence saja daripada membeli master.

"Kenapa komik Jepang banyak? Itu karena penerbitnya mau murah. Kenapa komik luar itu laku? Karena, anak-anak waktu itu lebih senang dan para komikus mungkin juga kurang menjaga mutu. Tidak terjaganya mutu karena semakin lama hasil jerih payahnya kurang mencukupi dan semakin tidak dihargai sehingga pengerjaannya jadi dikebut. Ada teman saya, karena honor satu jilid murah, jadi dia bikin 4-5 jilid dalam satu bulan," ujar Gerdi.

Saat ini Gerdi, RA Kosasih, Djair, dan Mansyur Daman tidak lagi menyimpan satu pun naskah asli karya atau mengoleksi karya pribadi. Alasannya beragam dan kadang menggelitik. Djair mengatakan, sebagian besar naskahnya sudah menjadi milik penerbit lantaran dibeli putus. Waktu itu mesin fotokopi juga masih langka. Sebagian habis dimakan rayap, dipinjam produser di film. "Ada yang dipinjam pacarnya anak saya, terus enggak balik. Saya juga tidak menyimpan komik sendiri. Biar yang baca orang lain saja," ujarnya sambil tersenyum.

Begitu juga Gerdi WK. Dahulu, pembuatan komik biasanya dengan memotret karya asli kemudian dicetak. "Setelah dipotret biasanya dibuang dan dipungutin sama anak-anak yang sedang belajar menggambar," ujarnya.
Serial Gina pertama kali terbit 1972 dalam episode Gina vs Siluman Ular dan berlangsung sebanyak 19 judul hingga 1985 dengan judul Rahasia Istana Es. Kisah Gina yang banyak dianggap masterpiece oleh penggemarnya adalah trilogi Gurun Gobi (1975), Teratai Merah (1976) dan Vampire-vampire Laut Kuning (1976).

Seperti lazimnya episode pertama, asal-usul Gina dijelaskan dalam Gina vs Siluman Ular. Sebenarnya Gina hanyalah seorang putri sultan yang diselamatkan seorang kakek tua ketika ia disiksa Putri Siluman Ular. Diberinya Gina kekuatan sakti, di antaranya mampu terbang dan mengeluarkan sinar ampuh dari kedua telapak tangannya.
Setelah mengalahkan musuhnya dan menyelamatkan keluarga serta kerajaannya, Gina terpanggil untuk membantu umat manusia. Ia berkelana ke berbagai negeri, termasuk ke Mesir dan beberapa negeri lain.
Versi film animasinya pernah terbit dengan judul Gina vs Ratu Ular pada 2002 (ilustrasi oleh Mansjur Daman, yang dikenal dengan serial komik Mandala).

Log in or register to view this content!

SERIAL KOMIK GINA (Gerdi WK):
  1. Siluman Ular 1972
  2. Bidadari Istana Syaiton 1973
  3. Pasukan Iblis Neraka 1973
  4. Manusia-manusia Bersayap dari Pal Purba 1974
  5. Dewa Puncak Himalaya 1974
  6. Gurun Gobi 1975
  7. Teratai Merah 1976
  8. Vampire-vampire Laut Kuning 1976
  9. Mega Kelana 1978
  10. Maharani 1978
  11. Pulau Nirwana 1979
  12. Penari Sihir 1979
  13. Dukun dari Tibet 1980
  14. Api Dendam di Kegelapan 1980
  15. Buaya Afrika 1981
  16. Rahasia Candra 1982
  17. Pengejar Matahari 1983
  18. Ratu Istana Api 1983
  19. Rahasia Istana Es 1985
  20. Gina 2005

Bahan tulisan dipetik dari :
 
Last edited by a moderator:
Gambar karya Gerdi WK ..bagus memang, kayak ukiran :) ....seri Gurun Gobi memang keren .... top dah
 
kalau yang di Cerita dari Negeri Dongeng, pak Gerdi WK ilustratornya sekitar tahun 1986 kalau tidak salah, waktu itu saya masih langganan majalah Bobo
 
Saya tahu nama Gerdi WK dari majalah Bobo di Ceritera Dari Negeri Dongeng. Terakhir ke Gramedia sepertinya ada komik kisah nabi dengan cover ada namanya Gerdi WK. Belum sempat beli karena butuh buat buku yg lain.

Favorit saya yang gambarnya asyik Gerdi WK dan Mansur Daman. Keduanya juga sering jadi ilustrator di majalah Bobo era 80 - 90 seingat saya. Mansur Daman ilustrator Paman Kikuk Husin Asta dan Juwita SiSirik
 
Kepingin sekali membaca serial gina yang langka ini. Aku cuma baca gina di pulau nirwana. Sangat bagus sekali ceritanya. Sangat detil dengan gambar menawan. Bangga Indonesia punya komikus yang sebrilian ini
 
wah sayang ya, punya bakat seperti itu tapi tidak di kembangkan,,, apalagi dengan bayaran yang menggiurkan pada saat itu,, setengah kilo emas kalo sekarang skitar 250juta-an ya,, untuk 64 halaman saja,,, wiiiihhh...:rolleyes: Pak Gerdi bilang temennya bisa 5 jilid dalam satu bulan? 5 jilid x 250 juta = 1,25 Milyar/bulan.. luar biasah...
 
Ada juga novel yang ilustrasi cover dan/atau ilustrasi dalam novel-nya digambar oleh Gerdi WK. Memang untuk ilustrasi dalam novel tidak banyak sih gambarnya. Paling banyak ilustrasinya 10 halaman sepertinya.

Contohnya adalah novel serial Tika karangan Dwianto Setyawan. Sebenarnya saya tidak tahu judul serialnya sih, cuma selama ini saya menyebutnya serial Tika, hehehe. Kisahnya tentang seorang penulis bernama Tika Kadarman yang selalu terlibat dan membantu polisi memecahkan kasus kriminal/pembunuhan. Saya tidak tahu ada berapa judul total serial ini, dan apakah semua buku digambar oleh Gerdi WK. saya cuma tahu 3 judul, dan dari 3 judul itu saya cuma ada tersisa 1 :(
  • Bayangan di Pohon Belimbing
  • Korbannya Cantik Sekali
  • Misteri Dua Kematian (kalo nggak salah, agak2 lupa hehehe)
O ya, ada satu lagi novel yg ilustrasi cover dan isinya juga digambar oleh Gerdi WK. saya punya sih, tapi ada di rumah hehehe. Lupa pengarangnya siapa, tapi kalau tidak salah judulnya "Selendang Merah Hati." novel ini genrenya misteri.
 
Saya pernah punya novel yg ilustrasinya oleh Gerdi, karya Eddy D. Iskandar, penerbit Rosda Bandung, Seuntai Kasih dari Sekolah Menengah. Tokoh utamanya Puspita dan Yudistira. Rupanya Rosda ini cocok dengan beliau, seri Riwayat Nabi karya Ismail Pamungkas terbitan Rosda juga digambar oleh Gerdi.
 
Komik2 serial gina dulu saya punya lengkap, sayang di gondol maling :(. Susah ngumpulin dari sd...... cari lagi susah sekarang
 
Sayang saya belum pernah baca bukunya Pak Gerdik WK, Gina, Santini , maupun Boda, jadi cuma tahu hasil karyanya yang di cetak di majalah Bobo ajalah, Cerita dari negeri dongeng, Apa Pak Gerdik masih menjadi pelukis di majalah Bobo sampai sekarang ? soalnya Cerita negeri dongeng sampai sekarang kan masih ada cetak di majalah Bobo
 
Sayang beliau tidak lagi jadi ilustrator Cerita Negeri Dongeng di majalah Bobo, kemarin pernah pinjam majalah bobo dari keponakanku agak aneh penggambaran Nirmala dan Okinya. Maaf ya pak ilustratornya, bukan menghina tapi yang tumbuh dengan versi tahun 80an ga biasa lihatnya.
 
Back
Top