Dasa Tembang Lawas 1970s

maszd

Novice
Staff member
Joined
Aug 24, 2013
Messages
5,307
Gender
Male
1972.JPG
🎧:cool:
  • Badai Pasti Berlalu - Berlian Hutauruk (1977)
  • Dibatas Kota Ini - Tommy J Pisa (1979)
  • Hapuslah Sudah - Diana Nasution (1979)
  • Sabda Alam - Chrisye (1978)
 
Nambahin ah.

Hetty Koes Endang-Damai Tapi Gersang. (1977)
 
Pancaran Sinar Petromaks - Bapak Dapet Lotere (Official Audio)

pertama kali dengar lagu di sebuah film tentang sejumlah mahasiswa yang jadi top setelah menyanyikan lagu itu, lupa judul filmnya

 
Sabda Alam - Chrisye (1978)
Junaedi Salat, Yockie Suprayogo

Hapuslah Sudah - Diana Nasution (1979)
Rinto Harahap

Dibatas Kota Ini - Tommy J Pisa (1979)
Zahir C Lubis
 
"Lelaki Ilham dari Surga" lagu itu ada pada album pertamanya ‘Camelia I’ yang ditulis pada tahun 1979. Dalam lagu ini Ebiet terlihat sangat kagum pada pesona pada seorang lelaki yang melintasi malam, Ebiet mengambarkan lelaki itu sangat ideal sekaligus ironi khas gambaran seorang alim berwajah tampan, jujur, bermulut manis, amanah, pintar dan hal ideal lainnya. Walau begitu di lagu itu Ebiet menulis, meski si lelaki tersebut punya kemampuan untuk punya segala-galanya, dia memilih hidup sederhana bahkan lebih miskin dari siapa pun.
Ketika soal tafsir lagu ini ditanyakan langsung kepada Ebiet, dia mengatakan kaget atas adanya tafsir terhadap lagunya seperti itu. Meski dia pun tak membantah bahwa lagu itu merupakan ekspresi dirinya pada kekaguman pada sosok ‘lelaki penyintas malam’, yakni Nabi Muhammad SAW.

Ebiet G. Ade - Dia Lelaki Ilham Dari Surga (1979)
Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far

 
"Bing" adalah sebuah lagu yang diciptakan dan dinyanyikan oleh penyanyi almarhum Titiek Puspa diiringi grup musik Puspa Sari. Lagu tersebut ditulis sebagai penghormatan kepada aktor, pelawak dan penyanyi Bing Slamet yang meninggal pada tanggal 17 Desember 1974, riwayat hidup bing slamet bisa dilihat di Album Kenangan Bing Slamet di zona djadoel.
Lagu ini merupakan salah satu karyanya yang paling terkenal serta telah menghasilkan beberapa versi daur ulang. Lagu "Bing" ditempatkan pada peringkat ke-41 dalam daftar "150 Lagu Indonesia Terbaik" versi majalah Rolling Stone Indonesia yang diterbitkan pada edisi #56 bulan Desember 2009.
Titiek Puspa meninggal dunia dalam usia 87 tahun pada Kamis (10/4/2025) pukul 16.25 WIB di RS Medistra Jakarta Selatan, setelah menjalani perawatan akibat pecah pembuluh darah. Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un. Semoga dilapangkan kuburnya diampuni dosanya dan diterima amal ibadahnya. Al fatihah..

Titiek Puspa - Bing (1975)
Titiek Puspa

 
Last edited:
"Pergi Untuk Kembali" ini pertama kali dinyanyikan oleh Melky Goeslaw bapak dari Melky Goeslaw di tahun 1975 dirilis dengan label Purnama dan masuk dalam album "Juara Festival 1975". Lagu ini meraih juara sebagai lagu terbaik dari festival tersebut.
Tahun 1975, lagu ini dibawakan oleh Rien Djamain dan masuk dalam album perdananya yang berjudul "Api Asmara"
Tahun 1977, lagu ini dibawakan oleh Maryono & His Boys dan masuk dalam album "Gambang Suling".
Tahun yg sama dipopulerkan oleh mendiang ibunda Ello, Diana Nasution.
Tahun 2005, lagu ini dibawakan oleh Marcello Tahitoe (Ello) dan masuk dalam albumnya yang bertajuk Ello. Lagu ini mengawali karir Ello sebagai penyanyi solo.
Melky Goeslaw - Pergi Untuk Kembali (1975)
Minggus Tahitoe
 
"Bing" adalah sebuah lagu yang diciptakan dan dinyanyikan oleh penyanyi almarhum Titiek Puspa diiringi grup musik Puspa Sari. Lagu tersebut ditulis sebagai penghormatan kepada aktor, pelawak dan penyanyi Bing Slamet yang meninggal pada tanggal 17 Desember 1974,

Jadi teringat kemarin lihat foto berikut (th 1965 di bandara Schiphol): Titiek Puspa, dg Jack Lesmana, Bing Slamet & Nien Lesmana, juga dg penyanyi Belanda Rob de Nijs yang juga berpulang sebulan yg lalu. Titiek Puspa adalah yg terakhir meninggal di foto ini:

- Rob de Nijs (26 Des 1942 – 16 Mar 2025)
- Jack Lesmana (8 Okt 1930 – 17 Jul 1988)
- Titiek Puspa (1 Nov 1937 – 10 Apr 2025)
- Bing Slamet (27 Sep 1927 – 17 Des 1974)
- Nien Lesmana (16 April 1929 – 28 Juni 2017)
- Munif Bahasuan (27 Des 1935 - 8 Des 2021)

1965.JPG

saya gak tahu banyak ttg beliau tapi pernah dulu lihat beliau di konser amal u/ Chrisye, Chrisye yg dalam kondisi sakit terlihat terharu dengan kepedulian Titiek Puspa, juga Ari Lasso sempat cerita di sosmed beliau ttg kebaikan/ketulusan Titiek Puspa.

 
Chaseiro adalah grup musik yang beranggotakan mahasiswa Universitas Indonesia.
Di tahun 1978 resmi terbentuk Chaseiro berbarengan dengan tahun pertama penyelenggaraan even Jazz Goes To Campus yang berlangsung di kampus Salemba. Candra Darusman adalah salah satu penggagasnya. Saat itu, setelah menjuarai acara Festival Vokal Group yang diselenggarakan Radio Amigos Jakarta pada 6 Mei 1978, maka mulailah Chaseiro tampil di tempat-tempat bergengsi, seperti Taman Ismail Marzuki. Dedengkot jazz, Jack Lesmana, menaruh perhatian besar terhadap talenta grup yang berasal dari kampus ini. Chaseiro pun diajak tampil dalam acara bulanan jazz yang dikoordiasi oleh Jack Lesmana di TVRI bertajuk Nada dan Improvasi.
Dalam sisi vokal Chaseiro banyak mengambil referensi dari beberapa grup-grup jazz vokal, semisal The Manhattan Transfer, Rare Silk, Four Freshmen, dan banyak lagi, termasuk harmonisasi vokal ala Earth Wind & Fire, yang saat itu tengah digandrungi anak muda. Untuk musik, Chaseiro banyak mengadopsi referensi dari Sergio Mendes hingga Eumir Deodato. Tak heran, jika dalam beberapa penggarapan aransemen musik terendus nuansa musik tropikal Brazil.
Nama Chaseiro sebetulnya merupakan akronim dari para pendukungnya, seperti Candra Nazarudin Darusman (piano,keyboards,vokal), Helmi Indra Kesuma (vokal utama), Aswin Sastro Wardojo (gitar,vokal), Edwin ‘Eddy’ Hudioro (flute), Irwan Indra Kesuma (vokal), Rizali Indra Kesuma (bass,vokal), dan Norman ‘Omen’ Sono Sontani (vokal).
Lagu ini pernah menjadi lagu tema bagi sebuah bank, yaitu Bank Mandiri. Lagu ini populer karena lirik dan melodinya yang menginspirasi, serta identik dengan semangat generasi muda.

Chaseiro - Pemuda - 1979
Candra Darusman
 
Jack Lesmana (8 Okt 1930 – 17 Jul 1988)
Jack Lesmana terlahir dengan nama 'Jack Lemmers' dari ayah seorang madura dan ibu yang berdarah campuran jawa dan Belanda. Ia menggunakan nama "Lemmers", mengikuti nama ayahnya yang diguna pakai oleh seorang Belanda. Pada awal dekad 50-an, ayah dari Indra Lesmana dan Mira Lesmana ini mula kelihatan berkutat dengan muzik jazz dengan membentuk Jack Lesmana Quartet yang antara lain disokong pemain piano berbakat, Bubi chen. Selanjutnya, kumpulan ini lalu berubah menjadi Jack Lesmana Quintet. Salah satu karya Jack yang bisa kita nikmati sampai saat ini adalah Api Asmara miliki Rien Djamain serta Semua Bisa Bilang milik Mergie Segers. Vokal Rien membuat Api Asmara terdengar resonansinya. Ia menyatu dengan komposisi dalam album dan melengkapi kepingan-kepingan nada yang ada dengan sangat paripurna lebih punya nyawa tak cuma terdengar berkualitas, akan tetapi juga menyimpan sisi emosionalnya masing-masing. Ada cerita, kenangan, maupun harapan dan semua bisa muncul berkat suara Rien yang lembut dan manja.
Rien Djamain & Jack Lesmana Combo- Api Asmara - 1975
Yahya
 
Semua Bisa Bilang milik Mergie Segers
Margie Segers, salah satu jazz singer legendaris Indonesia, yang memulai kariernya pada tahun 1974 dengan lagunya yang berjudul "Semua Bisa Bilang". Meski begitu lagu "Semua Bisa Bilang" baru dirilis dalam bentuk album pada tahun 1990 di album "Kesepian" adalah Bubby Chen, Jack Lesmana juga Mang Udel adalah deretan nama para maestro jazz tanah air yang banyak memberikan bimbingan kepada Marge Segers sehingga menjadi penyanyi jazz legendaris tanah air.
Hal inipun membuat nama Margie disebut sebagai Bunda Jazz Indonesia dan Jack Lesmana (ayah Indra Lesmana) disebut pelopor musik Jazz Indonesia.
Margie Segers - Semua Bisa Bilang - 1975
Charles Hutagalung
 
Back
Top