The Adventures of Tintin in Indonesia

A

Anonim 2524

Guest
tintin in jkt.jpg

The Adventures of Tintin in Indonesia

Pada puncak masa kampanye pemilihan umum Indonesia tahun 2014 lalu, gambar calon presiden Joko Widodo dalam komik strip yang digambar dengan gaya tokoh kartun Tintin Hergé yang terkenal muncul di berbagai platform media sosial dan menjadi sangat populer terutama di kalangan anak muda. generasi. Belakangan, banyak buku komik yang menampilkan “blusukan” dadakan Jokowi mengunjungi situs-situs kota atau desa tempat orang-orang “benar-benar” tinggal dan bekerja diterbitkan. Jokowi àla Hergé menjadi citra budaya populer yang paling dicari di tanah air. Memang hal itu berdampak signifikan dalam kampanye Joko Widodo dan berkontribusi pada kemenangannya.

jokowi jogja1.jpg

Semuanya berawal ketika ilustrator iklan Hari Prasetiyo menerima pengarahan dari sekelompok relawan Joko Widodo untuk membuat materi kampanye yang memiliki daya tarik “pop” dan membuat orang tertarik untuk mengumpulkan materi kampanye.

“Di tengah semua black campaign yang marak saat itu, saya mendapat ide untuk menggunakan gaya Tintin,” kata Hari.

kebudayaan indo.jpg

“Saat itu, saya melihat banyak kesamaan antara Tintin dan Jokowi. Saya melihat Jokowi bukan sebagai superhero, tapi sebagai sosok yang suka bekerja keras, memiliki banyak teman yang berasal dari berbagai suku, suka melakukan 'blusukan' dadakan ke seluruh dunia, dan biasanya investigatif dalam pendekatannya. Ini langsung mengingatkan saya pada Tintin, itulah mengapa saya menggunakan gaya Tintin, ”jelas Hari.

Saat masa kecilnya di Tulung Agung, Jawa Timur, pada pertengahan 1980-an, teman sekolah dasar mengenalkannya dengan buku komik Tintin. Belakangan, ia menyewa komik Tintin dari toko persewaan komik, dan terkadang ia belajar menggambar. “Saya tumbuh bersama Tintin,” klaimnya.

aktivitas indo.jpg

Setelah menyelesaikan sekolah menengah atas di Banyuwangi, Jawa Timur, ia belajar komunikasi visual di Institut Seni Indonesia (ISI) di Yogyakarta. Setelah lulus, ia bekerja di bidang periklanan di Jakarta. Pada 2008, ia mendirikan biro periklanan bernama Berakar bersama beberapa temannya. Pada 2014 nanti, ketika komik Kisah Blusukan Jokowi akan terbit, bersama teman-temannya, ia mendirikan Demokreatif.

Kisah Hari Prasetiyo hanyalah sekilas tentang pengaruh luar biasa Tintin dalam budaya populer Indonesia serta cara berpikir banyak orang Indonesia modern. Meskipun beberapa anak muda Indonesia yang berbahasa asing sudah memiliki hak istimewa untuk membaca Tintin dalam bahasa Inggris, Prancis, atau Belanda, debut nyata Tintin di Indonesia adalah melalui buku komik berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh PT Indira pada awal tahun 1975.

aktivitas indo2.jpg

PT Indira adalah sebuah penerbit yang didirikan oleh Wahyudi Djojoadinoto pada tahun 1952. Putranya Bambang Wahyudi tinggal bersama teman keluarganya di Inggris dan belajar di Ealing Art / Technical College (dimana Freddie Mercury dari Queen dan Ron Wood dari Rolling Stones juga belajar, yang saat ini dikenal sebagai Universitas London Barat). Bambang Wahyudi kembali ke Indonesia pada tahun 1970. Tahun itu, bersama teman-temannya Malik Syafei, Imran Amir Mursid Rustam dan Tri Tunggal, ia mendirikan radio Prambors yang tetap populer hingga saat ini. Belakangan, ia juga mendirikan divisi komik Indira, mencari hak cipta dari penerbit Casterman untuk menerbitkan terjemahan komik Tintin di Indonesia.

Bambang melihat Tintin sebagai sosok petualang yang selalu berusaha menegakkan kebenaran. “Untuk mempertahankan kebenaran, seseorang tidak hanya membutuhkan keberanian tetapi juga kemauan untuk bangkit dari kegagalan dan mengatasi kesulitan yang akan datang dan melanjutkan pertarungan - itulah pelajaran yang bisa kita pelajari dari petualangannya,” tegasnya.

jamuan pertemuan.jpg

Ternyata, dia belajar dari Tintin saat berhadapan dengan Casterman. Bambang ingat penerbit itu sangat khusus dan perfeksionis dalam mengambil keputusan. Butuh kesabaran, ketekunan, diplomasi dan juga sedikit keberuntungan untuk meyakinkan perusahaan, dan untungnya Bambang yang tinggal cukup lama di Eropa bahkan magang di Oxford University Press, sudah siap. Akhirnya, Casterman setuju.

Buku komik Tintin Indira pertama yang diterbitkan dalam bahasa Indonesia adalah “Rahasia Pulau Hitam” yang diterjemahkan Bambang sendiri. Kemudian penerjemahan judul-judul lainnya dilakukan bersama dengan Marion Apitule dan Galinar Kartakusuma di waktu senggang. Mereka menerjemahkan semua dua puluh empat komik Tintin dan mengerjakan komik Prancis-Belgia lainnya seperti Tangui Laverdure, Barbarossa, Kwik & Flupke, Lucky Luke dan bahkan Michel Valliant selama sekitar satu dekade. Indira mendistribusikan jutaan komik yang membantu membentuk keterbukaan pikiran banyak anak muda Indonesia modern di masa puncak Orde Baru.

jokowi blusukan di pasar.jpg

Pada Hari Valentine 2005, gedung PT Indira dibakar, menghancurkan segala sesuatu, dokumen, komputer, bahkan bangunan berstruktur baja di Jl. Sam Ratulangie. Semuanya hilang, dan perusahaan menghentikan penerbitan komik Tintin. Tiga tahun kemudian, Gramedia Pustaka Utama mulai menerbitkan terjemahannya. Penerbitan komik Tintin terus mengingatkan Bambang Wahyudi bahwa “sukses masa lalu bukan berarti sukses hari ini. Ini adalah pekerjaan yang sedang dalam proses dan kemajuan. "

Bagaimanapun, semangat Tintin dan karakter komik lain terbitan Indira tetap ada di hati banyak anak muda Indonesia, bahkan mungkin tanpa mereka sadari. “Karakter favorit saya adalah Kapten Haddock,” Hari Prasetiyo mengakui dengan heran. “Dia sering marah, tapi jauh di lubuk hatinya, dia memiliki hati yang sangat baik dan karakter yang hebat,” jelasnya.

"Oh, itu mengingatkanmu pada siapa?" Aku bertanya pada Hari. Dia hanya tersenyum, tapi senyumnya memang penuh makna.

Disadur dari:
 
Last edited by a moderator:
Casterman itu penerbit yg menerbitkan komik Didi Beruang loh
 
Pada Hari Valentine 2005, gedung PT Indira dibakar, menghancurkan segala sesuatu, dokumen, komputer, bahkan bangunan berstruktur baja di Jl. Sam Ratulangie. Semuanya hilang, dan perusahaan menghentikan penerbitan komik Tintin
Sayang banget, siapakah yang membakarnya? Bukan hanya komik Tintin tapi terbitan Indira lainnya pernah mewarnai masa-masa djadoel.
 
Komik terbitan Indira adalah esensi dari komik2 (eropa) jadul di Indonesia. Setelah itu juga muncul komik eropa (format besar) oleh penerbit lain spt Gramedia, Sinar Harapan, Misurind, Delta Pustaka, dll.
 
Sudah mulai musim pemilu nih, akankah muncul media kampanye berbentuk komik? Seharusnya iya karena para Capres sekarang memperebutkan suara kaum muda 😊
 
Sekarang sepertinya musim ilustrasi AI 😀. Udah banyak posternya... 🥴
 
Back
Top