Nganter maling buku ; Pengalaman serem kayak gitu... susah lupa.

ophan

Enthusiast
Joined
Oct 1, 2020
Messages
35
Gender
Male
ceritanya di SMA sekitar tahun akhir 80's ; saat itu ada pelajaran apa gitu - lupa lagi,... temen belakang bangku minta dianter mau ke WC (kayak cewek aja_ ga biasanya).
Sebagai wujud kesetiakawanan (saat itu saya ga tau dia bakat juga jadi maling); saya siap aja apa susahnya, lagian bisa sekalian juga buang air kecil sama ngelempengin pinggang.
cuman yang jadi pertanyaan di benakku, kenapa koq arahnya beda; ini menuju musholla tempat temen2 dan guru kalo mau sholat dzuhur dan ashar. ya alhamdulillah temenku mau solat sunat duha kali, ya. dan memang bener dia masuk ke mushola sekolah (tanpa wudu dulu - mungkin dia punya wudu dan belum batal). tapi anehnya koq dia bukannya ngajak saya untuk sama2 menghadapNya, malah saya disuruh nunggu di luar.
selang beberapa lama, dia keluar dengan muka sumringah campur takut2 gitu, sambil nenteng sejumlah buku2 yang mungkin sengaja milih yg tebel2. memang musholla sekolahku merangkap jadi perpustakaan khusus buku2 agama islam.
aman? katanya. saya cuman bengong aja, sambil ngikutin dia menuju kelas.
diahir cerita dia memberi sesuatu - dari hasil maling itu; sebuah buku agama (dan memang semua buku yang diambilnya buku2 teks book agama); sebagai tanda terima kasih karena udah jadi satpam dadakan dan bagi dia.
mau tau judul buku yang dia berikan kepadaku .... ? ternyata judulnya adalah GODAAN SYAITAN.
aduh bingung deh jadinya. gimana cara menebus dosanya ya.....
 
Waktu SMP, saya punya sahabat yg juga ambil buku di perpustakaan. Dia pindah ke kota lain. Puluhan tahun kemudian dia minta tolong saya untuk beli buku dan menyerahkan ke SMP sbg ganti buku2 yg belum "dikembalikan". Kebetulan staf yg dulu di perpus (meski sudah mutasi ke TU) masih kenal saya. Saya juga lalu bicara baik2, dan buku2 ganti tadi kemudian saya serahkan. Tidak ada masalah.
Lalu saya juga pernah pinjam buku di Perpusda. Perpusda lalu tutup. Buku2 yg saya pinjam sebagian hilang. (Perburuan/The Day of The Jackal karya Frederick Forsyth dan Frankenstein karya Mary Shelley). Waktu buka lagi di tempat lain, saya ingin mengembalikan buku2 tadi. Meskipun buku2 tadi sudah dicetak ulang, saya merasa harus mengembalikan sesuai dengan wujud yg pernah saya pinjam. Akhirnya setelah berburu di lapak buku bekas, saya memperoleh buku2 persis sama dengan yg hilang tadi. Tentu saja saya juga berburu buku2 yg sama ini untuk saya koleksi sendiri. Saya lalu ke Pepusda, buku2 tadi lalu saya serahkan disertai permohonan maaf. Tidak ada masalah.
Saya juga pernah terlalu lama pinjam buku ke teman saya. Buku2 itu saya kembalikan. Juga tidak ada masalah.
Waktu SMA, saya pernah meminjam Kitab Suci. Bertahun kemudian setelah lulus, baru saya kembalikan ke petugas. Petugas perpus SMA masih hafal saya, karena termasuk yg rajin ke perpus. Dia malah berterimakasih. Tidak ada masalah.
Itu pengalaman saya MENEBUS DOSA.
Kalau memang segan berterus terang. Buku sebetulnya bisa langsung dititipkan, mungkin lewat Satpam, bilang saja menemukan buku yg bersetempel sekolah tersebut.
Daripada nanti diatas sana ditagih kan lebih masalah.

 
memang sekecil apapun itu kesalahan apabila kita anggap itu hanya secuil dan sesuatu yang tidak berarti apa-apa; maka akan besar akibatnya di kemudian HARI. namun sebaliknya kesalahan sebesar apapun, kalau kita punya itikad baik untuk menyelesaikannya, efeknya sangat bermanfaat HARI ini; apalagi di masa yang akan datang. orang mungkin tidak niat menyepelekannya, namun kesibukan biasanya melupakannya (disaat inget). nah disaat inget itulah kita wajip ambil waktu untuk membayar hutang kita; hutang budi apa hutang materi atau hutang doa sekalipun. sebelum kesempatan itu hilang sama sekali.
 
Back
Top