Pengarang/Komikus Marten Toonder & Phiny Dick

Marten & Phiny.JPG

Marten Toonder (1912 – 2005) adalah seorang pencipta komik strip asal Belanda, lahir di Rotterdam. Dia mungkin adalah seniman komik paling sukses di Belanda dan memiliki pengaruh besar pada Bahasa Belanda dengan memperkenalkan kata-kata dan ungkapan baru. Dia paling terkenal dengan serialnya Tom Puss dan Panda.

"Phiny Dick"/nama asli: Afine Kornélie Dik (1912 – 1990) adalah seorang penulis dan ilustrator buku anak-anak Belanda yang terkenal, terutama untuk karyanya di seri komik terkenal Belanda, De Kameleon & Miezelientje. Ia adalah istri Marten Toonder, Phiny yang menciptakan karakter Tom Puss & Om Bumble, sebelum dilanjutkan oleh suaminya.

sumber: Wikipedia & AI

b39718ce-de99-4989-84ad-0e788837406f_1257x893.jpg Marten & Phiny2.JPG
 
Masa Kecil & Pendidikan

Marten Toonder
lahir dari keluarga pelaut. Ayahnya Marten Toonder Senior (1879-1965) adalah kapten pelayaran Belanda yang sering berpergian. Adik Marteen Jan (1914-1992) setelah dewasa menjadi pujangga dan penulis terkenal di Belanda.

Marten kecil adalah seorang anak kutu buku, menghabiskan berbagai bacaan klasik dan koleksi puisi. Ia juga hobi baca komik asing yang ayahnya bawa sebagai oleh2 dari negeri2 jauh.

Lulus dari sekolah menengah th 1931, Marten ingin belajar di Teekenacademie (sekolah gambar) tapi ditentang ayahnya. Ayahnya membawa anaknya yg saat itu berumur 19 tahun ke pelayaran ke Argentina dengan harapan anaknya akan mengikuti jejaknya. Yang terjadi malah kebalikannya, Marten bertemu seorang komikus yang pernah bekerja u/ komikus Amerika terkenal: Pat Sullivan. Komikus yang tak diketahui identitasnya tsb saat tersebut adalah murid Dante Quiterno dan ia memberikan pelajaran menggambar oleh Quiterno dan juga tips2 menggambar. Dalam perjalanan pulang ke Belanda, Marten bilang pada ayahnya kalau tekadnya untuk jadi komikus sudah bulat. Ayahnya memberikan waktu setahun untuknya membuktikan diri, kalau gagal, Marten harus mencari profesi baru yang lebih menjanjikan.

Berikut agenda sekolah Marten tahun terakhir sekolah (1930-1931) sebelum ia lulus
Log in or register to view this content!

Di Rotterdam, Toonder cuman tahan 3 bulan di akademi menggambar, sebelum drop out, dia merasa lebih baik belajar langsung dibawah seniman yang di kaguminya. Selain mengumpulkan kliping gambar untuk inspirasi, dia juga les pada seniman spesialisasi me restore lukisan Arie van Rhijn dan spesialis lukisan kaca Evert Warffemius yang memiliki studio di lantang paling atas gedung pencakar langit pertama di Rotterdam: White House (Witte Huis).
Log in or register to view this content!

Toonder muda dekat dengan anak perempuan keluarga yang bertetanggan dengan keluarga Toonder, Phiny Dick yang belakangan jadi istrinya.

Seniman2 berikut menginspirasi Toonder

Seniman Belanda senior: E.M. ten Harmsen van der Beek, Freddie Langeler, Anton Pieck, Eppo Doeve

sesama/seniman Belanda junior: Al Capp, Walt Kelly, H.G. Kresse, Dick Matena and René Hausman.

Seniman Eropa klasik: Gustave Doré, John Tenniel, Treyer Evans, Heinrich Kley, Wilhelm Busch

dan terutama Seniman Inggris: cerita Teddy Beruang (Rupert) o/ Mary Tourtel

Seniman Amerika: Rudolph Dirks, Harold Foster, George McManus, Alex Raymond, Burne Hogarth, Wyncie King, Norman Rockwell, C.C. Beall

Seniman Amerika Selatan: Jose Luis Salinas, Rodolfo Claro

Pembuat film animasi: Walt Disney, the Fleischer brothers, Pat Sullivan and Paul Grimault

Pembuat film: Fritz Lang, René Clair, Ingmar Bergman and Alfred Hitchcock.

sumber: Lambiek
 
Masa Kecil & Pendidikan

Afine Kornélie Dik (nama pena: Phiny Dick), sama dengan Marten Toonder juga lahir dari keluarga pelaut. Ayahnya, kapten kapal dagang dan perusahaan pengepakan Van Nievelt, Goudriaan & Co Stoomvaart Maatschappij (Nigoco) sering meninggalkan putri tunggalnya. Phiny cilik tidak akrab dengan ayahnya yang ia ingat sebagai ayah yang banyak memerintah. Phiny menghabiskan masa kecilnya membaca buku dongeng dan banyak buku cerita, berkhayal dan "ngobrol" dengan boneka2nya.

Buku favorit Phiny semasa kecil adalah 'The Tales of Mother Goose' (ilustrasi o/ Gustave Doré) dan A.A. Milne's 'Winnie the Pooh' (ilustrasi o/ E.H. Shepard)

Akhir th 1920s, keluarga Dik pindah ke sebuah rumah di Rotterdam dan bertetanggaan dengn keluarga pelaut yang juga pelaut di perusahaan pengepakan yang sama, Nievelt, Goudriaan & Co shipping company. Salah satu anak keluarga tsb adalah Marten Toonder, mereka langsung cocok karena sama2 suka menggambar dan membaca. Dua remaja tsb banyak menghabiskan waktu bersama, dansa, nonton bioskop, menikmati masa keemasan budaya di Eropa di tahun 20an.

Sayangnya krisis tahun 1930an membuat keluarga Dik mengalami kesulitan keuangan dan harus pindah ke luar kota. Setelah Phiny pindah, Marten akan apel ke rumah pacarnya yang lumayan jauh tiap akhir minggu.

Awalnya, Phiny belajar jadi asisten apoteker tapi setelah lulus dan menjalankan internship di RS, dia sakit berat dan hampir meninggal. Pengalaman itu membuat ia mengambil keputusan u/ mengisi hidupnya dengan hal yang ia betul2 minati. Dia meninggalkan profesi apoteker dan memutuskan mengejar impiannya menjadi komikus. Ia belajar melukis dari pemahat patung Joannes Diekmann. Joannes ini belakangan menjadi inspirasi karakter Terpen Tijn di cerita Tom Poes. Dia juga belajar menggambar lewat kursus korespondensi dari seniman Inggris Percy Bradshaw yang saat itu bekerja di London Press Art School.

Menikah dengan Marten Toonder
14 Mei 1933, Phiny Dick & Marten Toonder resmi tunangan. Toonder muda saat itu menyambung hidup dengan menggambar untuk majalah, buku dan iklan. Phiny sering membantu Marten, selain juga menggambar kartu ucapan kelinci, squirrel & hewan2 imut lainnya untuk penerbit De Muinck & Co. Sementara Marten menggambar kurcaci dan beruang.
Log in or register to view this content!

Mereka akhirnya punya cukup uang untuk menikah di tahun 1935. Mereka punya empat anak:
Dua anak laki2:
- Eiso Toonder (1936-2014)
- Onno (1944-1999)
Log in or register to view this content!

mereka juga mengadopsi dua anak perempuan dari panti asuhan Jakarta, Indonesia:
- Jeannette (1948-1992)
- Mari-Lou (1944-2000)

Marten Toonder semakin sukses dalam pekerjaannya dan mulai keteteran memenuhi banyaknya job akibat kepopulerannya. Phiny dan adiknya, Jan membantu Marten. Jan Gerhard Toonder sering menulis teks u/ komik Marten dan Phiny mengapply tinta u/ komik yang disketch suaminya. Komik pertama Toonder yang dibantu Phiny adalah 'Thijs IJs' (1934-1938), komik tentang beruang kutub yang menggantikan cerita Rupert Bear/Teddy Beruang (Mary Tourtel). Beruang kutub hasil kreasi Marten diperkenalkan ke pembaca sebagai sepupu jauh Rupert Bear. 52 (1406 episode) cerita This IJS terbit dari 1934 - 1938 in di surat kabar ‘Provinciale Pers’, het Nieuwsblad van het Noorden, De Provinciale Overijsselsche en Zwolsche Courant, Haarlems Dagblad en het Leids Dagblad.

Thijs IJs (Thijs Ice) ditulis oleh adik Marten, Jan, dan belakangan dikembangkan jadi cerita Tom Poes. Berikut satu panel yang muncul di cerita Tom Pus pertama. Satu tokoh pendukung bernama oom Brom merupakan karakter awal Om Bumble di cerita Tom Poes.
Log in or register to view this content!

Phiny dan Marten juga membantu Jan yang saat itu memulai karir sebagai penulis dengan menggambar ilustrasi u/ novelnya 'De Dag na Bethlehem' (1941)
Log in or register to view this content!

sumber: Lambiek, LastDodo, Wikipedia
 
Back
Top