Pengarang/Komikus Jan Mintaraga

jan-mintaraga--bumilangitcom_ratio-16x9.jpg

Jan Mintaraga lahir di Wates, Yogyakarta pada 8 November 1941. Setelah menamatkan sekolah di SMA 9 Jakarta, ia sempat belajar di Institut Teknologi Bandung (ITB) meski tak selesai, dan di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI). Seperti dikutip beberapa media, dalam membuat tokoh komiknya, Jan terpengaruhi oleh komikus Amerika, Frank Robbin, pencipta Johnny Hazard.
Dalam Jurnal Kalam 16 (2000), Seno Gumira Ajidarma memperkuat pendapat itu dengan menyebut bahwa ciri yang sangat dikenal dari gaya Jan Mintraga adalah gaya Amerika. Menurut Bre Redana, secara teknis karya Jan berbeda dengan karya-karya komikus terkenal sebelumnya. Ketika R.A. Kosasih tetap bersetia memakai sistem arsir, Jan justru membuat panel-panel dengan sistem block yang dasarnya hitam pekat. Sementara menurut Amir Machmud dalam Suara Merdeka, karya Jan yang ekspresif kerap dibandingkan oleh para peminat komik dengan karya Teguh Santoso, komikus yang membuat serial komik Tambusa. “Bedanya, ‘wajah’ para tokoh ciptaan Teguh lebih membumi dengan pemanfaatan ruang yang juga lebih detail,” tulisnya.

Secara popularitas, karya Jan memang bersaing dengan karya Ganesh TH, Djair, Teguh Santosa, Sim, dan Hans Jaladara. Para komikus itu adalah pembuat Si Buta dari Gua Hantu, Jaka Sembung, Tambusa, Buku Harian Monita, dan Panji Tengkorak—karya-karya yang sangat membumi dalam masyarakat Indonesia. Bahkan menurut Agus Dermawan T., Jan mengharapkan karya-karyanya mampu melampaui komik wayang R.A. Kosasih, komik Taguan Hardjo, dan komik perang Sie Djin Koei karya Siauw Tik Kwie. Para komikus yang semasa dengan Jan, berdasarkan catatan Seno Gumira Ajidarma dalam Jurnal Kalam 16, hidup pada zaman keemasan budaya pop saat hadirnya majalah Eres yang terbit pertama kali pada 8 September 1969. Seno menambahkan bahwa kehadiran Eres yang melambungkan para komikus setara dengan Horison bagi para sastrawan, dan Aktuil bagi para musisi pop. “Majalah itu menjadi kiblat, dan untuk pertama kalinya perbincangan tentang komik di Indonesia berlangsung di majalah tersebut,” tulisnya.

sumber: https://tirto.id/cQif
 
Back
Top