Dasa Tembang Lawas 1960s

Bagas

Administrator
Staff member
Scanlation team
Kontributor
Joined
May 27, 2015
Messages
1,112
Gender
Male
disconic.JPG

🎧
  • Kau Selalu dihatiku - Ernie Djohan (1969)
  • Sepanjang Jalan Kenangan - Tetty Kadi
 
Kau Selalu dihatiku - Ernie Djohan (1969)
Gusti Putu Gede Wedhasmara
 
Awal 1960an, Solo punya penyanyi kondang yg lagunya menasional. Dia adalah penyanyi asal Kampung Sewu: Stefanus Soewarno yang terkenal dengan nama artis S WARNO.
Lagu ngetopnya "Hadiah Ulang Tahun" merupakan ciptaan Mas Mardiyanto yg kemudian menjadi gitaris Scorlees. Lagu tersebut kadang disebut sebagai Sapu Tangan Merah Jambu.
Lagu lain dari S Warno adalah Pujaan Hati, Dara Ayu ( karya Jusapan), Kusuma Hati (WS Nardi, Kasih Ibu ( Untung SN). Hebat juga pada masa itu, Solo punya seniman musik top-top.
S Warno meninggal di Solo pada tahun 1988 dalam usia 49 tahun

S Warno - Hadiah Ulang Tahun (1960)
Mardiyanto

 
Semenjak usia 12 tahun, Bing Slamet sudah mulai berkutat di dunia seni. Kemampuannya menyanyi, mencipta lagu, bermain musik, akting, hingga melawak, menjadi panutan bagi Benyamin Sueb. Bagi Benyamin S, sosok Bing Slamet bukan cuma idola, tetapi juga teman, guru, dan juga kakak.
Suatu ketika Benyamin S menciptakan sebuah lagu dengan judul "Malam Minggu". Kemudian oleh Bing Slamet, lirik dan judulnya mengalami revisi, hingga akhirnya lagu tersebut judulnya menjadi "Nonton Bioskop".
Lagu "Nonton Bioskop" kemudian menjadi terkenal di akhir 1960-an, dan Bing Slamet selalu menyebut kalau lagu "Nonton Bioskop" adalah lagu karya adiknya tak lain adalah Benyamin S.

Bing Slamet - Nonton Bioskop (1968)
Benyamin Sueb & Bing Slamet

 
Hadiah Ulang Tahun
Judul lagu ini sama dengan novel karya Totilawati Tjitrawasita tahun 1974, Lagunya ada,,,, Novelnya ada,,,,,,, tinggal filmnya yg belum ada, semoga ada sutradara yg mau memfilmkannya. Novel yg enak dibaca dengan santai dengan penuturan kata2 yg sederhana dan manis, dan memang cocok buat konsumsi anak2 remaja SMP atau SMA, daripada anak2 mahasiswa atau orang dewasa. Kisah cinta yg penuh lika liku berujung sesuatu yg istimewa.
 
Klymaxx adalah band musik yg beranggotakan semua perempuan yg menyanyikan lagu serta alat musiknya, di Indonesia sendiri ada She yg cukup terkenal di tahun 2000 an, tapi untuk pionir pertama kalinya adalah Dara Puspita Band perempuan pertama di Indonesia yang legendaris,
grup musik asal Surabaya beranggotakan Titiek Adji Rachman (gitar melodi), Lies Soetisnowati Adji Rachman (bas), Susy Nander (drum), dan Ani Kusuma (gitar) yang dibentuk tahun 1964. Album pertama berjudul Jang Pertama direkam secara langsung dan dirilis dalam bentuk piringan hitam berisi lagu Pantai Pattaya, Tanah Airku, Mari Mari, Ali Baba, Kenangan yang Indah, Burung Kakaktua, Lagu Gembira, dan Surabaya.
Dara Puspita - Mari Mari - 1966
Raden Koeswoyo (bapaknya Koes bersaudara)
 
Raden Soetedja Purwodibroto dikenal sebagai sosok yg romantis tapi tidak banyak orang yg mengenalnya. Lirik dan aransemennya mampu meluluhkan hati setiap orang yang mendengar.
Sebagian besar tembang gubahan Soetedja diciptakan semasa berada di Jakarta. Selepas perpindahan kantor pusat RRI dari Purwokerto ke Jakarta sekitar tahun 1950, Soetedja yang menjabat Direktur Musik, turut boyongan ke Ibukota. Pria kelahiran Purwokerto 15 Oktober 1909 itu sangat produktif menciptakan lagu. Lagu-lagu itu dibawakan lewat Orkes Studio Djakarta (OSD) dan beberapa band projectnya.
Akan tetapi, sebuah peristiwa kebakaran memusnahkan ratusan partitur dan piringan hitam lagu Soetedja yang tersimpan di RRI Jakarta Pusat. beberapa lagu berhasil diselamatkan oleh seniman Bandung, Jack Lammers yang juga dikenal dengan nama Jack Lesmana.
Jack Lesmana (ayah Indra Lesmana)
judul lagu yg masih bisa ditemukan diantaranya “Tidurlah Intan”, “Hamba Menyanyi”, “Bunga Anggrek” dan “Ditepinya Sungai Serayu”.
Tapi, sejumlah lagu seperti “Kopral Jono” dan “Juwita Malam” menjadi perdebatan. Lantaran sejumlah referensi menyatakan, kedua lagu itu adalah ciptaan Ismail Marzuki, lagu ciptaan Soetedja selalu berkarakter romantis, memuja keindahan alam maupun untuk merayu lawan jenis.
Berbeda dengan Ismail Marzuki yg lebih gemar menciptakan lagu2 perjuangan.
“Lagu ‘Kopral Jono’, diciptakan untuk menyindir keponakan Soetedja yg bernama Sudjono. Dia adalah tentara yg playboy. Sedangkan ‘Juwita Malam’, kala itu Ismail Marzuki yang menyanyikannya saat rekaman. Tapi orang2 taunya itu ciptaan Ismail Marzuki.
Henny Purwonegoro - Kopral Djono - 1960 an
Hendri Rotinsulu - Kopral Jono
 
Back
Top