Buku dan Film

jangan lupa…

- Notting hill (hugh grant punya toko buku)
3ac9d646bcd3d991af891163a0a3552c.jpg

- the breakfast club (kelas khusus di dalam perpustakaan)
cf13f08df1d1bf81057b8bcb03dcb279.jpg

- The amazing spider-man (spider-man berantem sama lizard di perpustakaan)
 
84, Charing Cross Road (1987)
: Kisah nyata. Kumpulan surat2 antar seorang penulis di New York & penjual buku bekas di 84, Charing Cross Road London. surat2 antar benua ini berlangsung selama 20 th sampai Frank meninggal di th 1968. Dua sahabat ini tak pernah kesampaian bertemu.

PD45085191_an14613_1929055b.jpg
 
Ghostbuster 1984 : Hantu di perpustakaan
Hantu yg tdk pernah mereka tangkap, karena mereka keburu pontang panting
Log in or register to view this content!
Indiana Jones menunjuk tanda X di tengah perpustakaan, yg merupakan jalan menuju makam seorang crusader, dalam Indiana Jones and the Last Crusade (1989).
Log in or register to view this content!
Perpustakaan yg diporakporandakan oleh Evelyn Carnahan dalam The Mummy (1999).
Log in or register to view this content!
Robert Langdon di perpustakaan Vatican dalam Angels and Demonds (2009)
Log in or register to view this content!
 
Last edited:
mbak @ari_jh, dan juga mas @Daffa mungkin tahu, apakah buku 84 Charing Cross ada terjemahan bahasa Indonesianya?

Kalau tidak/belum ada, mungkin mas @Feffendy tertarik menterjemahkan dan dijadikan serial di majalah ZD? Ini walau novel, isinya surat2 jadi bisa diterjemah selembar2, dan juga isinya mungkin cocok u/ pecinta buku dan vibe/spiritnya ZD

84 cc.jpg
 
Dalam film The Shawshank Redemption tahun 1994 ada adegan brooks yg diperankan James Whitmore sebagai Brooks Hatlen: Tahanan tua dan pustakawan penjara dengan andy yg diperankan Timothy Francis Robbins, mengobrol di perpusatakaan penjara, yg tragis Brooks setelah dibebaskan usai menjalani masa tahanan selama 50 tahun justru akhirnya bunuh diri. Brooks merasa bahwa dunia luar telah begitu berbeda dan ia kesulitan untuk menyesuaikan diri di luar penjara karena telah terbiasa dengan segala rutinitas di penjara. Brooks hidup sebatang kara di sebuah rumah singgah bernama “The Brewer”, dan bekerja di sebuah supermarket bernama Food – Way sebagai pengantong belanjaan. Brooks menulis surat kepada teman-temannya di penjara bahwa ia hidup dalam kesepian, ketakutan akan hidup dan kerinduaan akan teman-temannya di penjara. Ia berencana untuk membunuh boss-nya di tempat ia bekerja agar ditangkap dan bisa kembali hidup di penjara, tapi ia merasa ia sudah terlalu tua untuk itu. Maka pada akhirnya, Brooks bunuh diri dengan cara gantung diri pada langit – langit jendela di tempat ia tinggal, sebelumnya ia mengukir namanya pada kayu langit-langit. Kisah yg meyedihkan dan mengharukan, ga heran kalo film ini menempati rangking tertinggi no. 1 di IMDb.

1714883827943.png

 
Adakalanya kegiatan membaca itu tak melulu di Perpustakaan, Robert McCall yang diperankan dengan sangat baik oleh Denzel Washington ini memberi kesan tersendiri.
Sebagai latar belakang ada ritual Robert membaca buku saat malam hari ketika ia tak dapat memejamkan matanya. Ia pergi ke sebuah restoran di pinggir jalan, meminum segelas teh (teh celup ia bawa sendiri dari rumah), lalu ia mulai membaca. Buku yang dibacanya masuk di dalam daftar 100 buku yang harus dibaca sebelum mati.
Ritual membaca seratusan buku itu sebenarnya ia lanjutkan dari istrinya yang telah tiada. Sang istri belum menuntaskan tantangan 100 judul itu dan berhenti pada buku ke-91 karena ia keburu meninggal.
Di dalam film Robert telah menuntaskan bacaannya berjudul The Old Man and The Sea karya Ernest Hemingway sebagai buku ke-97. Malam-malam selanjutnya ia mulai membaca Don Quixote karya Miguel de Cervantes Saavedra.
Latar membaca buku dari jenis novel klasik ini menarik.
Siapa yang mengira sebuah film laga akan mengundang kita menuju daftar bacaan hebat seumur hidup?
Hobi tak lazim dari mantan agen yang biasanya tidak berhubungan dengan literasi. Pada umumnya, film-film yang menceritakan tentang mantan agen semisal Jason Bourne, tidak memperlihatkan hobi yang bernuansa 'keheningan'.
Ada 3 (tiga) nilai moral dalam film yg bisa diambil yaitu
1. Budayakan gemar membaca
2. Baca buku-buku yang disukai terlebih dahulu
3. Menceritakan kembali inti sari buku yang telah dibaca
Setidaknya sentilan litersi yg ada dalam film ini cukup mengena bagi orang yg sudah menonton film ini.

1749227480129.png
 
Dalam video klip milik Al Jerrau yg berjudul After All, ketika sang penyanyi sekilas memandangi kios buku yg ada didepannya, selintas ada 2 judul buku yg bisa terbaca yaitu The First Lady Chatterley dan The man in the net, kedua judul buku memiliki makna yg bertolak belakang dengan laguyg dinyayikan penyanyi tersebut.
Kalo ditelusuri isi cerita dari buku2 itu menyatakan ketidakbahagiaan dan ketidakharmonisan hubungan dalam menjalani biduk rumah tangga, dan lagu itu seolah ingin menjawab persoalan tersebut, hendaknya setiap pasangan memiliki keyakinan yg mendalam bahwa cinta akan selalu bertahan dalam segala kondisi dalam melalui berbagai cobaan dan rintangan.
Hal ini bisa terlihat ketika sang penyanyi berdiri didepan buku2 tersebut seperti hendak menasehati.
1757689021604.png
 
Menurut gw ini unik, Film The Jane Austen Book Club adalah film yg diadaptasi dari buku novel yg berjudul sama karya Karen Joy Fowler, dimana ceritanya mengenai 6 Novel yg dibuat Jane Austen.
Sebuah klub buku yang terdiri dari lima perempuan dan satu laki2 yg bertemu sebulan sekali untuk membahas enam novel Jane Austen ( Pride and Prejudice, Sense and Sensibility , Emma , Persuasion , Mansfield Park , dan Northanger Abbey ) dan setiap novel Austen mengisahkan kehidupan para tokohnya, termasuk hubungan, keluarga, dan cinta mereka.
1. Jocelyn ( Emma )
2. Allegra ( Sense and Sensibility )
3. Prudie ( Mansfield Park )
4. Grigg ( Nortanger Abbey )
5. Bernadette ( Pride and Prejudice )
6. Sylvia ( Persuasion )
Karen Joy Fowler menulis buku itu terinspirasi dari karya2 Jane Austen, Jane Austen tinggal di Chawton, disana ia memiliki banyak waktu untuk menulis. Dia mengambil karya2 lamanya dan merevisinya untuk diterbitkan, menulis ulang Elinor & Marianne (menjadi Sense and Sensibility) , dan dengan bantuan saudaranya, Henry, pada tahun 1810, karya tersebut diterima untuk diterbitkan oleh Thomas Egerton, yg juga menerbitkan Pride & Prejudice pada tahun 1813. Tahun berikutnya, Jane memulai novel baru, Mansfield Park, diterbitkan oleh Egerton, dan pada tahun 1814 ia memulai Emma, yang diterbitkan pada bulan Desember 1815 oleh John Murray, penerbit paling terkemuka saat itu, dan dipersembahkan dengan izin kepada Prince Regent. Pada tahun 1815 Jane mulai menulis The Elliots (kemudian diterbitkan sebagai Persuasion ), tahun berikutnya kesehatannya mulai menurun, tetapi ia terus menulis.
Pada tahun 1816, Henry berhasil membeli kembali naskah Susan, yg telah dijual kepada sebuah penerbit di Bath pada tahun 1803 tetapi tidak pernah diterbitkan. Naskah tersebut baru muncul beberapa bulan setelah kematiannya sebagai Northanger Abbey.
Gw sendiri mengenal Jane Austen dari buku seri Elang yg berjudul Emma, itu saja.
1760152866619.png
 
Back
Top