Profil:
Chin Yung, yang memiliki nama asli Cha Liang Yong atau dikenal sebagai Louis Cha di kalangan internasional, dilahirkan di Zhejian China pada tahun 1924.
Setelah menyelesaikan sekolahnya, Chin Yung muda berencana untuk mengjejar karir sebagai diplomat, namun akhirnya beliau lebih memilih untuk mengejar karir di bidang jurnalistik.
Bosan hanya menulis berita, Chin Yung mulai mencoba menulis resensi film, menulis skenario film, sampai pada akhirnya beliau mulai menulis novel. Menulis novel inilah rupanya yang menjadi kekuatan utama dari Chin Yung.
Novel pertama Chin Yung ditulis pada tahun 1955 dengan judul Pedang dan Kitab Suci (Shu Jian En Chou Lu). Novel ini diterbitkan secara berseri di suratkabar Xin Wan Bao, Hong Kong, dan mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat.
Chin Yung kemudian mendirikan surat kabarnya sendiri, dengan nama harian Ming Pao Daily, dan menerbitkan novel-novelnya secara berkala di surat kabarnya tersebut.
Novel silatnya dalam bahasa mandarin dikenal dengan sebutan Wuxia (武侠). Kisah fiksi jenis ini telah menyebar ke semua negara Asia, terutama kepada pembaca yang dapat berbahasa Mandarin.
Chin Yung diakui sebagai penulis yang paling berpengaruh di dunia wuxia. Karyanya telah berulangkali diadaptasi menjadi film seri dan layar lebar.
Secara resmi tercatat ada 13 novel (12 novel panjang dan 1 novel pendek) dan 2 cerita pendek yang ditulis Chin Yung dalam selang waktu 17 tahun, dari tahun 1955 sampai 1972.
Hasil Karya Chin Yung
Semua novel Chin Yung, kecuali Kuda Putih Menghimbau Angin Barat dan Medali Wasiat, memiliki saling keterkaitan satu sama lain, meskipun tidak banyak.
Contoh-contoh keterkaitan dalam novel karya Jin Yong:
Ah Ching, tokoh dalam kisah Pedang Gadis Yueh, adalah leluhur Han Xiao Ying (guru Kwee Ceng salah satu anggota dari Tujuh Orang aneh Kanglam dari Kisah Legenda Pendekar Pemanah Rajawali.)
Pendekar Negeri Tayli adalah prekuel dari Pendekar Pemanah Rajawali, dalam Kisah Pendekar Pemanah Rajawali pengemis Utara Ang Cit Kong adalah ketua kaypang generasi ke sekian yang menggantikan Siau Hong/Kiau Hong sebagai ketua Kaypang, dan Toan Ki adalah leluhur dari kaisar Selatan Toan Hongya yang kemudian menjadi Pendeta It Teng.
Kisah Pendekar Pemanah Rajawali, Kembalinya Pendekar Rajawali, dan Pedang Pembunuh Naga merupakan Trilogi rajawali (yang dianggap oleh banyak orang sebagai karya terbaik Chin Yung) dan harus dibaca sesuai urutan tersebut.
Pedang Besi Berat Tokko Kiu-pay yang digunakan oleh Yo Ko dan kemudian sebelum keruntuhan kota Siang Yang dilebur oleh kwee ceng dan besinya dibuat menjadi menjadi Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga. Kwee siang kemudian mewarisi Pedang Langit dan pada akhirnya mewariskan pedang itu kepada penerusnya di aliran Go Bie. Sedangkan Golok pembunuh naga hilang tidak jelas kemana. Kedua pedang ini muncul dan menjadi bagian penting dalam Kisah Membunuh Naga.
Ling hu Chong/ Leng Hou Tiong dari kisah Hina Kelana mempelajari Sembilan Pedang Tokko Kiu-Pay dari Hong Jing yang, seorang pendekar pedang dan tetua dari Aliran Hoa San yang suka menyendiri.
Nama beberapa tokoh dari Cerita Hina Kelana disebutkan dalam Kisah Pedang Ular emas.
Dalam monolog batin yang singkat dalam kisah Kaki Tiga Menjangan, Cheng guan, seorang biksu Shaolin yang berpengetahuan luas namun naif, merenungkan dua pendekar pedang hebat di masa lalu yang bermain pedang tanpa mengikuti jurus yang ditentukan: Tokko Kiu-pay dan Linghu Chong. Beberapa tokoh utama dari cerita Pedang ular emas juga muncul sebagai tokoh sampingan.
Wu Liuqi, tokoh sejarah dari cerita Kaki tiga menjangan, disebutkan dalam edisi ketiga Pedang Hati Suci sebagai guru bela diri Mei Niansheng.
Banyak tokoh dari Pedang dan Kitab suci muncul dalam Kisah si rase terbang, termasuk Chen Jialuo. Hu Yidao, Miao Renfeng, Tian Guinong, dan keluarga Feng dalam Kisah si rase terbang adalah keturunan fiktif dari empat pengawal Li Zicheng, yang muncul dalam Pedang Ular emas dan Kaki Tiga Menjangan.
Rase terbang dari pegunungan salju adalah sekuel dari Kisah si rase terbang.
Tahun 1972 Chin Yung menyelesaikan penulisan novelnya yang terakhir, Kaki Tiga Menjangan (Lu Ding Ji), yang telah dimulainya sejak 1969 dan berikrar untuk tidak menulis novel lagi. Sampai hari ini ikrarnya masih tetap dipegang. Chin Yung meninggal pada usia 94 tahun, tgl 30 Oktober 2018, setelah lama sakit dan dirawat di Hong Kong Sanatorium & Hospital .
Sumber Dari:
Wikipedia
Chin Yung, yang memiliki nama asli Cha Liang Yong atau dikenal sebagai Louis Cha di kalangan internasional, dilahirkan di Zhejian China pada tahun 1924.
Setelah menyelesaikan sekolahnya, Chin Yung muda berencana untuk mengjejar karir sebagai diplomat, namun akhirnya beliau lebih memilih untuk mengejar karir di bidang jurnalistik.
Bosan hanya menulis berita, Chin Yung mulai mencoba menulis resensi film, menulis skenario film, sampai pada akhirnya beliau mulai menulis novel. Menulis novel inilah rupanya yang menjadi kekuatan utama dari Chin Yung.
Novel pertama Chin Yung ditulis pada tahun 1955 dengan judul Pedang dan Kitab Suci (Shu Jian En Chou Lu). Novel ini diterbitkan secara berseri di suratkabar Xin Wan Bao, Hong Kong, dan mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat.
Chin Yung kemudian mendirikan surat kabarnya sendiri, dengan nama harian Ming Pao Daily, dan menerbitkan novel-novelnya secara berkala di surat kabarnya tersebut.
Novel silatnya dalam bahasa mandarin dikenal dengan sebutan Wuxia (武侠). Kisah fiksi jenis ini telah menyebar ke semua negara Asia, terutama kepada pembaca yang dapat berbahasa Mandarin.
Chin Yung diakui sebagai penulis yang paling berpengaruh di dunia wuxia. Karyanya telah berulangkali diadaptasi menjadi film seri dan layar lebar.
Secara resmi tercatat ada 13 novel (12 novel panjang dan 1 novel pendek) dan 2 cerita pendek yang ditulis Chin Yung dalam selang waktu 17 tahun, dari tahun 1955 sampai 1972.
Hasil Karya Chin Yung
- Pedang dan Kitab Suci (The Book and the Sword) (書劍恩仇錄) (1955)
- Pedang Ular Emas (Sword Stained with Royal Blood) (碧血劍) (1956, disadur ke Bahasa Indonesia oleh OKT)
- Legenda Pendekar Pemanah Rajawali (The Legend of the Condor Heroes) (射鵰英雄傳) (1957)
- Si Rase Terbang dari Pegunungan Salju (Fox Volant of the Snowy Mountain) (雪山飛狐) (1959, disadur ke Bahasa Indonesia oleh Boe Beng Tjoe)
- Kembalinya Pendekar Pemanah Rajawali (The Return of the Condor Heroes) (神鵰俠侶) (1959)
- Kisah Si Rase Terbang (Other Tales of the Flying Fox) (飛狐外傳) (1960)
- Kuda Putih Menghimbau Angin Barat (Swordswoman Riding West on White Horse) (白馬嘯西風) (1961)
- Sepasang Golok Mustika (Blade-dance of the Two Lovers) (鴛鴦刀) (1961)
- Kisah Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga (The Heaven Sword and Dragon Saber) (倚天屠龍記) (1961)
- Pedang Hati Suci (A Deadly Secret) (連城訣) (1963)
- Pendekar Negeri Tayli (Demi-Gods and Semi-Devils) (天龍八部) (1963)
- Medali Wasiat / Kisah Para Pendekar (Ode to Gallantry) (俠客行) (1965)
- Pendekar Hina Kelana (The Smiling Proud Wanderer)(笑傲江湖) (1967, disadur ke Bahasa Indonesia oleh Gan K.L.)
- Kaki Tiga Menjangan (The Deer and the Cauldron) (鹿鼎記) (1969–1972)
- Pedang Gadis Yueh (Sword of the Yue Maiden) (越女劍) (1970)
Semua novel Chin Yung, kecuali Kuda Putih Menghimbau Angin Barat dan Medali Wasiat, memiliki saling keterkaitan satu sama lain, meskipun tidak banyak.
Contoh-contoh keterkaitan dalam novel karya Jin Yong:
Ah Ching, tokoh dalam kisah Pedang Gadis Yueh, adalah leluhur Han Xiao Ying (guru Kwee Ceng salah satu anggota dari Tujuh Orang aneh Kanglam dari Kisah Legenda Pendekar Pemanah Rajawali.)
Pendekar Negeri Tayli adalah prekuel dari Pendekar Pemanah Rajawali, dalam Kisah Pendekar Pemanah Rajawali pengemis Utara Ang Cit Kong adalah ketua kaypang generasi ke sekian yang menggantikan Siau Hong/Kiau Hong sebagai ketua Kaypang, dan Toan Ki adalah leluhur dari kaisar Selatan Toan Hongya yang kemudian menjadi Pendeta It Teng.
Kisah Pendekar Pemanah Rajawali, Kembalinya Pendekar Rajawali, dan Pedang Pembunuh Naga merupakan Trilogi rajawali (yang dianggap oleh banyak orang sebagai karya terbaik Chin Yung) dan harus dibaca sesuai urutan tersebut.
Pedang Besi Berat Tokko Kiu-pay yang digunakan oleh Yo Ko dan kemudian sebelum keruntuhan kota Siang Yang dilebur oleh kwee ceng dan besinya dibuat menjadi menjadi Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga. Kwee siang kemudian mewarisi Pedang Langit dan pada akhirnya mewariskan pedang itu kepada penerusnya di aliran Go Bie. Sedangkan Golok pembunuh naga hilang tidak jelas kemana. Kedua pedang ini muncul dan menjadi bagian penting dalam Kisah Membunuh Naga.
Ling hu Chong/ Leng Hou Tiong dari kisah Hina Kelana mempelajari Sembilan Pedang Tokko Kiu-Pay dari Hong Jing yang, seorang pendekar pedang dan tetua dari Aliran Hoa San yang suka menyendiri.
Nama beberapa tokoh dari Cerita Hina Kelana disebutkan dalam Kisah Pedang Ular emas.
Dalam monolog batin yang singkat dalam kisah Kaki Tiga Menjangan, Cheng guan, seorang biksu Shaolin yang berpengetahuan luas namun naif, merenungkan dua pendekar pedang hebat di masa lalu yang bermain pedang tanpa mengikuti jurus yang ditentukan: Tokko Kiu-pay dan Linghu Chong. Beberapa tokoh utama dari cerita Pedang ular emas juga muncul sebagai tokoh sampingan.
Wu Liuqi, tokoh sejarah dari cerita Kaki tiga menjangan, disebutkan dalam edisi ketiga Pedang Hati Suci sebagai guru bela diri Mei Niansheng.
Banyak tokoh dari Pedang dan Kitab suci muncul dalam Kisah si rase terbang, termasuk Chen Jialuo. Hu Yidao, Miao Renfeng, Tian Guinong, dan keluarga Feng dalam Kisah si rase terbang adalah keturunan fiktif dari empat pengawal Li Zicheng, yang muncul dalam Pedang Ular emas dan Kaki Tiga Menjangan.
Rase terbang dari pegunungan salju adalah sekuel dari Kisah si rase terbang.
Tahun 1972 Chin Yung menyelesaikan penulisan novelnya yang terakhir, Kaki Tiga Menjangan (Lu Ding Ji), yang telah dimulainya sejak 1969 dan berikrar untuk tidak menulis novel lagi. Sampai hari ini ikrarnya masih tetap dipegang. Chin Yung meninggal pada usia 94 tahun, tgl 30 Oktober 2018, setelah lama sakit dan dirawat di Hong Kong Sanatorium & Hospital .
Sumber Dari:
Wikipedia
Last edited: